
BANJARBARU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) telah mengajukan bantuan sebanyak 10 helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalsel.
“Helikopter kita gunakan untuk menjangkau area kebakaran yang sulit dilalui oleh transportasi darat,” kata Pelaksana Harian Kepala Pelaksana (Plh Kalaksa) BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi, Minggu (18/6).
Ia menyebutkan, proposal bantuan helikopter tersebut telah diterima BNPB, dan kedatangan helikopter direncanakan pada akhir Juni hingga Juli mendatang. “Kita terus berkoordinasi dengan BNPB agar bantuan helikopter secepatnya didatangkan,” ucapnya.
Ia mengatakan, terkait 10 bantuan helikopter tersebut memiliki jenis dan fungsi yang berbeda. Sebanyak dua unit helikopter digunakan untuk berpatroli di seluruh wilayah Kalsel, sedangkan delapan unit lagi merupakan helikopter Water Bombing.
Menurutnya, penanganan karhutla menggunakan helikopter di Kalsel sangat dibutuhkan, karena termasuk sebagai daerah rawan karhutla. Selain itu, medan lapangan di Kalsel juga termasuk sulit karena banyak rawa dan hutan belantara, yang sulit dilalui menggunakan transportasi darat.
Ia mengungkapkan, BPBD Kalsel mengajukan bantuan helikopter merupakan tindaklanjut menyikapi semakin luasnya karhutla yang melanda Kalsel, khususnya di daerah Bandara Syamsudin Noor yang menjadi prioritas pencegahan bencana kabut asap akibat karhutla.
Hal tersebut sebagai sikap ekstra siaga Tim BPBD Kalsel dalam upaya dini pencegahan karhutla.
Bambang juga meminta kepada seluruh jajarannya di kabupaten/kota agar selalu melakukan pemeliharaan peralatan secara rutin, guna mempermudah penanganan saat terjadi karhutla.
Manager Pusdalops BPBD Kalsel Ricky Ferdyanto mengatakan, ada sebanyak 2.000 lebih titip api yang menyebar di Kalimantan Selatan. “Kebakaran sudah melanda sekitar 100 hektare wilayah di Kalsel,” katanya.
Ia menyebutkan, kebakaran terluas di Kabupaten Tanah Laut yakni sekitar 47 hektare lahan. ant