BANJARMASIN – Dalam register Pemko Banjarmasin bernama Pasar Abadi, namun masyhurnya Pasar Lama terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan (Andalas), Banjarmasin Tengah. Namun, pasar tua ini seakan dibiarkan hidup segan mati tak mau.
Program revitalisasi pasar yang digaungkan Dinas Pengelolaan Pasar dan kini berfusi ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin juga tak menyentuh Pasar Lama.
Akibatnya, kondisi pasar lawas hampir puluhan tahun kian memprihatinkan. Ada ratusan kios dan ribuan pedagang yang beraktivitas di pasar berada di pusat Kota Banjarmasin ini.
Kondisi pasar yang tak nyaman itu membuat para pedagang memilih hengkang. Mereka memilih berdagang ke pasar lainnya. Hasilnya, ada puluhan kios dan toko kosong, terbengkalai bahkan sebagian sudah rusak cukup parah akibat ditinggalkan para pedagang.
“Aset berupa kios Pasar Lama (Abadi) masih milik Disperdagin Kota Banjarmasin,” ucap Kepala Bidang Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan (PSDP) dan Pasar, Disperdagin Kota Banjarmasin, M Ridho Satria kepada jejakrekam.com, Kamis (25/5).
Berdasar data Dinas Pengelolaan Pasar Banjarmasin yang dikutip BPS Banjarmasin pada 2013, Pasar Lama (Abadi) terbagi dalam dua bagian. Yakni, Pasar Abadi Beton dan Pasar Abadi Miring/Kayu/Laut.
Mengenai rencana perbaikan atau revitalisasi Pasar Lama, Ridho Satria belum bisa memastikan kapan akan terealisasi. “Sebab, saat ini, Pemkot Banjarmasin memiliki 26 pasar terbagi dalam 58 blok. Jadi, dari semua aset itu, ada yang masuk skala prioritas untuk perbaikan atau revitalisasi,” kata Ridho Satria.
Karena belum skala masuk prioritas revitalisasi pasar, Ridho Satria menyebut maka kondisi Pasar Lama tidak akan berubah.
“Belum lagi, kami menghitung untuk biaya perbaikan atau revitalisasi Pasar Lama sedikitnya dibutuhkan dana Rp 2 miliar,” kata Ridho Satria.
Menurut dia, ketika Pasar Lama itu diperbaiki, belum tentu pula ada jaminan yang sudah memilih hengkang kembali lagi ke pasar tersebut.
“Apalagi seiring waktu, sekarang pamor Pasar Lama sudah kalah dengan pasar-pasar tradisional lainnya di Banjarmasin. Ini yang memicu para pedagang lebih memilih berjualan di tempat lain,” beber Ridho Satria.
Dia mengakui pada 2019 silam, sempat digaungkan wacana untuk renovasi Pasar Lama dengan menggandeng pihak investor. Namun, akibat dihantam pandemi Covid-19, akhirnya rencana itu tinggal di atas kertas alias buyar.
“Sampai sekarang belum ada kelanjutannya. Padahal, saat itu sudah terkumpul sekitar ribuan pedagang di Pasar Lama yang setuju untuk direvitalisasi,” ucapnya.jjr