
BANJARMASIN – Festival menjelujur massal kain Sasirangan sebagai rangkaian Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke-7 di Siring Menara Pandang, Minggu (12/3), berhasil memecahkan rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).
Menjelujur massal melibatkan lebih 1.000 orang yang terdiri atas Kader TP-PKK Kota Banjarmasin, PKK Kecamatan, tenaga pendidik serta peserta didik atau pelajar perwakilan dari 35 Sekolah Menengah Pertama (SMPN) di kota ini.
Penghargaan atas pemecahan rekor tersebut diterima Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor dari Direktur LEPRID Paulus Pangka SH. Turut menyaksikan Sekdako Ikhsan Budiman, Wakil Ketua Dekranasda Hj Hardiyanti, Ketua DWP Kota Ruadianti, Kepala Disdik Nuryadi, dan Kepala Disperdagin Ichrom Muftezar.
Arifin mengatakan, prestasi tersebut berkat kolaborasi seluruh lapisan, mulai dari pemerintah, para guru, hingga peserta didik dan masyarakat pada umumnya.
“Saya berterima kasih kepada para panitia yang sudah bekerja keras untuk suksesnya acara ini. Semoga dengan pemecahan rekor ini, bisa lebih memperkenalkan lagi Sasirangan sampai ke luar daerah dan luar negeri,” kata Arifin Noor.

Sementara, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kemenparenkraf RI, Raden Kurleni Ukar menilai bahwa proses pembuatan kain sasirangan yang dibuat dari kain polos hingga menjadi motif dan warna sasirangan. memang patut dilestarikan.
“Ya di sini saya banyak sekali belajar Sasirangan dan ini memang karya-karyanya hand made membanggakan bagi Banjarmasin, yang harus dilestarikan sebagai warisan anak bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, dalam selembar kain sasirangan banyak tertuang nilai sejarahnya dan filosopi yang disampaikan. “Bagi kami harus dibungkus menjadi story nomik, bagi pariwisata inilah yang bisa membedakan, unik untuk wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan lokal,” tambahnya.
Adapun Paulus Pangka SH mengungkapkan, pemecahan rekor LEPRID tersebut hanya butuh persiapan waktu sehari. “Hari ini kami diundang, sehari yang lalu dan saya tidak percaya biasanya kalo buat rekor itu 3 bulan sebelumnya mengajukan permohonan, hanya kota Banjarmasin yang satu hari menyampaikan dan ternyata hari ini kita saksikan bersama bagaimana adik-adik kita, bapak dan ibu guru semua memberikan pendidikan edukasi kepada kita,” katanya.
Direktur LEPRID itu turut bangga dengan para pendidik, yang telah memberikan edukasi untuk terus mewariskan leluhurnya, termasuk melalui Sasirangan yang sangat luar biasa tersebut.
“Jadi ini adalah rekor baru dengan nama menjelujur kain Sasirangan dengan peserta terbanyak. Berdasarkan penghitungan kami 1.000 lebih,” katanya.
Sementara, Kadis Pendidikan Nuryadi mengatakan, melibatkan pelajar dalam menjelujur massal merupakan edukasi bagi mereka sejak dini, dalam upaya melestarikan budaya banjar.
“Sekarang membuat kain sasirangan serta batik masuk dalam mata pelajaran muatan lokal setiap sekolah sebagai pelestarian peninggalan sejarah dan budaya,” tambahnya. via