
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan merupakan landasan nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada pelajar sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang memiliki kesadaran dan semangat nasionalisme yang kuat.
Dalam proses pembelajaran, penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam mata pelajaran yang ada, mengadakan kegiatan-kegiatan kokurekuler ataupun ekstrakurikuler yang memperkuat pemahaman nilai-nilai Pancasila, dan melibatkan para pelajar dalam kegiatan-kegiatan sosial yang menekankan pentingnya solidaritas, nilai-nilai ketakwaan, gotong royong, integritas, kolabrasi dan kebhenikaan global.
Mulai tahun ajaran 2021/2022 terdapat hampir 2.500 sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka (Kurmer). Salah satu elemen penting di dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) di satuan pendidikan tersebut adalah dokumen Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5).
Penerapan P5 pada pelajar bukan hanya bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki kesadaran nasionalisme yang kuat, tetapi juga untuk menciptakan individu-individu yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan kemampuan untuk bersikap adil dan menghargai keragaman di era global.
Saat ini terjadi masa transisi dari K13 (Kurikulum 2013) ke Kurikulum Merdeka (Kurmer). Direncanakan oleh pemerintah tahun 2024 semua satuan pendidikan di tanah air menerapkan Kurmer secara merata. Berita terkini jumlah satuan pendidikan secara nasional saai ini sudah mencapai 142.000 satuan pendidikan menerapkan Kurmer secara mandiri.
Peran Penting P5 dalam Kurmer
Penjelasan berikut memaparkan beberapa alasan logis mengapa P5 berperan strategis dalam Kurmer. Projek Profil Pelajar Pancasila adalah bagian penting dari Kurikulum Merdeka yang diadopsi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2020. Projek ini bertujuan untuk membentuk karakter pelajar Indonesia yang memiliki nilai-nilai Pancasila dengan konsep kekinian sebagai dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran penting Projek Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
1.Membentuk karakter pelajar yang berintegritas dan bertanggung jawab: P5 akan membantu membentuk karakter pelajar yang memiliki kesadaran akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, seperti jujur, adil, dan berani.
2.Meningkatkan kesadaran kebangsaan: Dengan mempelajari dan memahami nilai-nilai Pancasila, pelajar akan semakin menyadari pentingnya kebangsaan dan berkontribusi secara positif bagi kemajuan bangsa.
3.Mengembangkan keterampilan sosial: Projek Profil Pelajar Pancasila juga akan membantu pelajar mengembangkan keterampilan sosial seperti empati, kerjasama, dan toleransi, yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
4.Menumbuhkan sikap menghargai keragaman: Dalam Projek Profil Pelajar Pancasila, pelajar akan mempelajari tentang nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan menghormati hak asasi manusia. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan sikap positif terhadap keragaman yang ada di Indonesia.
5.Menyediakan landasan untuk keberlanjutan pembangunan: Melalui Projek Profil Pelajar Pancasila, pelajar akan memahami pentingnya keberlanjutan pembangunan dan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat menjadi landasan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, Projek Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian penting dari Kurikulum Merdeka dan memegang peran penting dalam membentuk karakter pelajar Indonesia yang memiliki kesadaran kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut hemat penulis P5 adalah ikonnya Kurmer. Mengapa demikian? Projek Profil Pelajar Pancasila dalah bagian strategis dalam implementasi kurikulum merdeka. Sehingga P5 menjadi ciri khas dalam Kurmer. Dokumen rancangan P5 merupakan bagian tak terpisahkan pada KOSP Kurmer. Oleh karena itu perancangan modul ajarnya harus betul-betul menunjukan proses yang berbobot dan berkualitas. Di sinilah peran Pengawas Sekolah (PS) sangat dibutuhkan guna mendampingi satuan pendidikan yang sudah menerapkan Kurmer agar tidak salah jalan. Perancangan P5 tidak bisa dibuat asal jadi sekadar memenuhi tuntutan admintrasi KOSP Kurmer
Mengingat saat ini pendidikan kita berada pada fase transisi wajar ditemukan ketidak-sinkronan antara harapan dan kenyataan dalam implementasi Kurmer, termasuk menerapan P5. Semua pihak mulai dari Dinas Pendidikan, PS, Kepala Sekolah dan Pendidik masih perlu banyak belajar bagaimana mengimplemetasikan P5 agar memenuhi kebutuhan sekolah tetapi tidak keluar dari koridor kebijakan Kurmer.
Model Artsitik pada Tugas Kepengawasan
Peran PS sebagai salah satu agen pemberdaya menjadi penting dalam mendampingi satuan pendidikan dalam menghasilkan dokumen KOSP yang berkualitas. Ada beberapa model yang dapat digunakan PS dalam membina satuan pendidikan, antara lain Model Artistik. Secara etimologis artistik berasal dari kata serapan bahasa Inggris art yang artinya seni. Dalam KBBI arti seni cukup banyak konteksnya. Ada menyebutkan seni sebagai halus, lembut, elok, tetapi ada pula dalam konteks sesuatu yang bernilai tinggi. Contoh pemaknaan seni dalam produk tertentu memiliki makna produk yang bermutu atau menciptakan produk dengan ahlian luar biasa sehingga hasilnya bernilai tinggi.
Fungsi pengawas salah satunya sebagai pemberdaya. Pengawas sekolah harus jeli melihat potensi dan tantangan yang melekat pada satuan pendidikan binaannya, salah satunya adalah pemberdayaan manusia (SDM). Nah, dalam konteks seni mengelola sumberdaya manusia atau pemberdayaan sumber daya manusia adalah pendekatan yang memanfaatkan kehalusan budi pekerti dan kreativitas untuk meningkatkan motivasi, keterampilan, dan kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi. Pendekatan ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman belajar dan memberikan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi.
Model artistik dalam pemberdayaan sumber daya manusia memiliki beberapa manfaat, termasuk meningkatkan kreativitas, memperkuat hubungan antar kolega, meningkatkan keterampilan dan kemampuan, dan memperkaya pengalaman belajar. Pendekatan ini juga dapat membantu organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan berorientasi pada kreativitas. Model Artsitik bagi orang disupervisi tidak merasa sebagai atasan dan bawahan, tidak dihakimi, tidak digurui. Tetapi dengan sentuhan budi perkerti PS memberlakukan sasaran supervisi sebagai kolega dan kolaboratif. Sehingga muncul rasa kebersamaan, muncul ide baru, mucul motivasi dan kreatifitas. Mengapa? Karena sasaran supervisi merasa dipercaya dan diberdayakan dengan sentuhan humanistik.
Harapan yang ingin dicapai pada pembinaan sekolah dalam perancang dokumen P5 termasuk modul ajarnya dengan Model Artistik ini. Pengawas dapat mendampingi sekolah untuk dapat menggunakan sumber daya dengan tepat guna sesuai karakter sekolah, menyelami dengan mendalam potensi dan hambatannya .