JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengatakan dalam rangka mengantisipasi terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang bulan suci ramadhan, pihaknya meminta agar Pemimpin daerah seperti Gubernur, Bupati, hingga Walikota dilarang keluar negeri.
Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya agar pemimpin daerah fokus menjaga inflasi pangan di daerahnya masing-masing menjelang ramadhan.
“Kita kerjasama dengan Gubernur, Bupati, Walikota bahkan dipimpin Mendagri yang inflasi tinggi, bupati (dan lainnya) tidak boleh keluar negeri, bahkan anggaranya gaboleh lebih,” kata Mendag kepada awak media usai membuka rapat kerja Kemendag.
Upaya tersebut sejalan dengan komitmen Pemerintah pusat untuk konsisten menjaga inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) dalam kisaran sasaran 3,0 persen ±1 persen pada 2023. Oleh karena itu, Pemerintah sangat ketat dalam memantau perkembangan inflasi di setiap daerah.
“Memang ini ketat kita dipimpin Menko langsung, inflasi juga mendagri tiap minggu, juga ada dana 2 persen anggaran di daerah cadangan daerah untuk rencana tidak terduga. Ada 2 persen, jadi kalau harga naiknya terlalu mahal sekali lebih 5 persen pemerintah daerah boleh subsidi ongkosnya,” ujar Mendag.
Misal, ongkos kirim bawang dari Padang datang ke Lampung ongkosnya bisa dibayar Pemerintah daerah, atau telur dari Jawa datang ke Lampung ongkosnya juga bisa diganti Pemda, sehingga ongkosnya bisa turun lagi. Namun, intinya Mendag berharap kebutuhan pokok menjelang lebaran bisa mencukupi.
“Tapi yang paling penting lebaran stoknya cukup. saya lagi gencar untuk daging gula, bawang putih, minyak goreng dan terigu karena nanti orang beli kue. Kita kerja keras ini tinggal 18 hari lagi puasa. jadi mulai masuk yang penting tersedia,” katanya.
Lebih lanjut, Mendag mengatakan komoditas cabai menjadi komoditas ang menjadi perhatian. Sebab, pasokan cabai bagi masyarakat terancam akibat tingginya curah hujan beberapa waktu ini.
“Saya kira secara umum, hanya saja paling cabe, karena cabe kalau musim hujan panennya susah padahal butuhnya banyak. Semua pakai cabe. kalau lain-lain saya kira ketersediaanya saya jamin,” pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Februari tahun 2023 sebesar 5,47 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan tingkat inflasi pada bulan Januari yakni 5,28 persen (yoy).
Sementara itu, secara tahun kalender atau Februari 2023 ke Desember 2022 terjadi kenaikan 0,50 persen.
“Secara year on year terjadi inflasi sebesar 5,47 peraen dan secara tahun kalender terjadi 0,50 petsen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, di Jakarta Pusat.
Pudji menjelaskan, tingkat inflasi Februari 2023 sebesar 0,16 persen (mtm). Hal ini terjadi karena indeks harga konsumen meningkat dari 113,98 pada Januari 2023 menjadi 114,16 di Februari 2023. lp6/mb06