Oleh: Fadhila Rohmah (Aktivis Muslimah)
Situasi Papua yang masih merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia terus menerus ditimpa konflik dan musibah yang membuat kita turut bersimpati dan berempati pada mereka. Bagaimana tidak, teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah menjadi berita umum ini masih terus berlanjut hingga hari ini. Teror dan penyerangan yang menelan korban jiwa ini telah dicap sebagai aksi separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI sehingga dinilai sebagai tindak kriminal yang dapat memecah belah kesatuan bangsa. Dikutip dari CNN Indonesia, Polda Papua mencatat bahwa pada 2022 ada sekitar 90 kasus kejahatan yang dilakukan KKB. Dari jumlah kasus yang tercatat, sedikitnya ada 53 korban meninggal dunia, baik warga sipil, TNI, maupun dari pihak Polri. Konflik KKB ini semakin kompleks penyelesaiannya karena adanya campur tangan Internasional, terutama Australia sebagai negara yang bertetangga dengan Papua dan Indonesia.
Tidak hanya teror KKB, ironi melanda Papua yang realitasnya memiliki sumber daya alam melimpah di bawah tanah mereka, tapi Papua dilanda kemiskinan yang tinggi. Bahkan persentase jumlah angka kemiskinan di Papua tertinggi di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada September 2022 lalu, jumlah kemiskinan di Papua meningkat 26,80% yang menjadikan Papua memimpin sebagai provinsi dengan penduduk miskin tertinggi di Indonesia, disusul Papua Barat di urutan kedua. Ibarat sudah jatuh ditimpa tangga, Papua ditimpa musibah gempa yang menggoncang Jayapura dan sekitarnya sejak Januari 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan ada lebih dari seribu gempa yang melanda Papua dari Januari 2023 hingga tercatat pada 9 Februari yang lalu. Gempa dengan magnitudo 5,4, yang kemudian diperbarui jadi 5,2, mengguncang sekitar Jayapura pada Kamis, 9 Februari pukul 13.28 WIB.
Kondisi Papua merupakan PR besar bagi negara ini. Jika berbicara mengenai kekayaan sumber daya alam, Papua termasuk wilayah kaya akan sumber daya alam di Indonesia. Disaat kekayaan SDA Papua dikelola oleh perusahaan asing PT. Freeport dengan total pendapatannya mencapai angka 140 triliun rupiah, masyarakat Papua justru ditampar dengan realitas kemiskinan yang tinggi. Ironi itu tidak lepas dari jeratan Sistem Kapitalisme yang mengutamakan keuntungan materi, membuat fokus negara berada pada mendapatkan investasi saham yang besar di Freeport. Bukannya memanfaatkan SDA tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama rakyat Papua. Teror KKB yang terus berlanjut pun terlihat tidak menunjukkan titik terang penyelesaiannya, dimana aktivitas KKB ini tidak bisa diselesaikan tanpa turun tangannya negara karena konflik ini telah dimasuki oleh campur tangan negara lain, terutama dalam pemasokan senjata. Negara tidak memberikan kepastian penyelesaian konflik teror di Papua ini padahal teror ini disebut mengancam keutuhan negara. Sekali lagi, hal ini tidak lepas dari jeratan Sistem Kapitalisme di Indonesia, dimana kesejahteraan dan keamanan rakyat bukan menjadi prioritas fokus negara. Papua seakan terus menerus ditimpa nestapa, saat kemudian Papua harus ditimpa bencana alam, sedangkan problematika kehidupan di Papua juga tak kunjung membaik dan terselesaikan.
Sebagai bagian dari masyarakat yang hidup dalam negara berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Islam setidaknya menggambarkan bagaimana tugas negara dan pemimpin. Dalam Islam, pemimpin tidak tergiurkan oleh kepentingan materi yang didapat dari kedudukannya, karena pemimpin bertugas mengayomi dan melayani rakyatnya, termasuk memberikan kesejahteraan dan jaminan keamanan pada rakyat. SDA akan dikelola oleh negara, bukan diserahkan kepada swasta apalagi asing, dan hasil pengelolaannya murni digunakan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Sehingga kemiskinan akan bisa dihapuskan karena kekayaan SDA lebih dari cukup untuk menyejahterakan rakyat dan memberikan pelayanan gratis pada masyarakat. Hal ini dapat terwujud oleh pemimpin yang amanah dan berorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Papua dapat diselamatkan dan menikmati kesejahteraan dalam naungan pemimpin seperti ini.
Wallahu a’lam bish shawwab.