RANTAU,- Puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2023, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapin resmikan unit pengelola sampah dengan maggot dan sekaligus menyerahkan piagam penghargaan sekolah Adiwiyata Nasional serta penyerahan piagam penghargaan apresiasi kepada dunia usaha pendukung HPSN, bertempat di Kebun Dinas LH Pulau Kutil, Senin (27/02).
Unit pengelola maggot diresmikan oleh Bupati Tapin HM Arifin Arpan MM bersama Sekda Tapin DR H Sufiansyah MAP, Wakil Ketua 2 DPRD Tapin Hj Herny Mustika dan dihadiri jajaran Forkopimda Tapin bersama jajaran dinas LH kabupaten Tapin.
Seperti yang diutarakan Kepala Dinas LH Tapin Ir H Nordin MS, untuk mengurangi sampah organik yang dibuang ke TPA, pengelolaan unit sampah menggunakan Maggot, dinilai menjadi solusi alternatif yang dapat dikembangkan sebagai teknologi, untuk menghasilkan pakan dimasa yang akan datang.
“Dengan adanya kegiatan pemilahan sampah, sampah organik dapat kita manfaatkan sebagai pakan Maggot,” ujarnya.
Seperti kita ketahui harga Maggot basah per Kg saat ini bisa mencapai Rp. 6.000 sampai Rp.8.000, maggot sendiri dapat digunakan untuk pakan ayam, dan ikan serta juga sangat bagus untuk pakan burung dan ikan hias.
Jika dalam keadaan kering yang siap di jadikan pelet pakan, harga Maggot bisa mencapai Rp 23.000/Kg dan Maggot mempunyai protein yang baik dan maggot kering bisa di konsumsi oleh manusia karena mengandung 60,2 %protein, 23.3% lemak dan Karbohidrat 18,8% dan abu 7,7%.
“Dan Maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari hingga siap panen, Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 2 sampai 5 kali dari bobot tubuhnya dalam 24 jam,” papar H Nordin.
Dalam peringatan puncak hari peduli sampah nasional, dinas LH Tapin menyediakan hadiah door, untuk seluruh pasukan kuning dan pasukan hijau sebagai bentuk penghargaan kepada pejuang sampah di kabupaten Tapin.
Sementara itu Bupati Tapin HM Arifin Arpan MM berharap, dengan adanya unit pengolahan sampah menggunakan Maggot diharapkan dapat mengurangi sampah organik, dan diharapkan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan ternak bagi masyarakat.
Karena Maggot dapat digunakan untuk pakan peternakan dan perikanan, kita harapkan kedepan maggot yang diproduksi bisa ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pakan yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Dengan adanya irigasi di Tapin yang dapat dikembangkan untuk sektor perikanan, diharapkan Maggot dapat memenuhi kebutuhan pakan yang diperlukan sebagai pakan alternatif ditengah tingginya harga pakan saat ini, tandasnya.{{her/mb03]}
