Oleh: Nor’alimah, S.Pd (Pendidik)
Aksi brutal geng motor kembali menimbulkan korban. Kali ini, gerombolan bermotor membacok Muhammad Rizki Najmudin (21) hingga tewas. Peristiwa itu terjadi di dekat rumah korban, yakni di Gang H Arsad, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 04.00 WIB.(Kompas.com, 06/02/2023)
Berdasarkan informasi saksi, setiap motor ditumpangi oleh dua atau tiga orang, yang mana penumpang belakang membawa senjata, baik celurit atau tongkat baseball. Setelah membacok korban, gerombolan tersebut berjalan ke arah Kota Cimahi melalui jalur bawah jembatan flyover Cimindi.
Di wilayah yang lain, pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Kasus ini masih dalam penyelidikan oleh polisi. Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekira pukul 02.00 dini hari tadi. Korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan punggung. (SINDOnews.com,11/02/2023)
Empat remaja anggota geng motor ‘Batavia’ ditangkap polisi setelah membacok leher seorang remaja menggunakan celurit. Keempat remaja juga merampas handphone dan uang milik korban. (detikNews, 13/02/2023)
Peristiwa di atas hanya sebagian kecil, potret buram tingkah laku para pemuda. Kenakalan remaja telah menjadi tindakan kriminal yang meresahkan masyarakat. Kondisi ini menjadi cermin banyak hal, di antaranya gagalnya sistem pendidikan dalam mengarahkan kepribadian generasi dan mengekspresikan eksistensi dengan cara yang benar. Demikian juga rendahnya jaminan keamanan oleh negara dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan warga
Hal ini menjadi gambaran nyata hasil penerapan sistem kehidupan sekuler liberal saat ini. Ide ini adalah ide yang rusak. Karena sekularisme memisahkan agama dari kehidupan. Nilai-nilai agama hanya diposisikan sebagai ibadah ritual yang bersifat pribadi, bukan sebagai pengatur kehidupan manusia.
Dalam sistem ini manusia bebas melakukan perbuatan semaunya. Akibatnya, anak-anak kehilangan jati diri sebagai generasi pembangun peradaban. Mereka tidak mengenal standar halal dan haram dalam berbuat. Sebab yang mereka ketahui adalah bagaimana memuaskan hasrat eksistensi mereka sekalipun anarkis. Dari sinilah muncul para remaja geng motor.
Sistem pendidikan yang ada gagal membentuk kepribadian generasi. Hal ini disebabkan sistem pendidikan sekarang lebih mengedepankan nilai-nilai materialisme. Keberhasilan pendidikan hanya dilihat dari segi nilai kompetisi dan serapan tenaga kerja. Sedangkan penanaman akidah islam yang menuntun generasi memiliki kepribadian yang baik, justru diacuhkan. Pendidikan akidah diserahkan kepada pilihan individu masing-masing.
Sekulerisme liberal juga tidak mampu menyelesaikan akar permasalahan secara tuntas. Negara hanya menindak para pelaku geng motor dan memberi sanksi. Padahal sebuah hukuman tanpa disertai edukasi tentang tujuan hidup tidak akan membekas. Yang ada justru semakin meluasnya tindakan brutal tersebut. Geng motor tidak bisa diselesaikan, ketika sistem kehidupannya masih sekuler liberal.
Kualitas generasi demikian tidak akan dijumpai di dalam sistem Islam. Islam memerintahkan semua pihak harus terlibat dalam mendidik generasi dengan benar. Dari sisi keluarga, orang tua mendidik anaknya dengan akidah islam. Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama. Keluarga inilah yang akan membuat anak-anak memiliki pemahaman yang benar.
Masyarakat sebagai lingkungan terdekat generasi adalah masyarakat yang memiliki kultur amar ma’ruf nahi munkar. Masyarakatnya taat terhadap aturan Islam. Sehingga apa yang didapatkan di rumah dan lingkungan sekitar tidak berbeda.
Sedangkan negara sebagai perangkat yang akan menerapkan sistem pendidikan Islam. Kurikulumnya akan melahirkan anak-anak yang memiliki kepribadian Islam. Memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Pendidikannya juga mengajarkan ilmu-ilmu alat sehingga mereka mampu mengarungi kehidupan dan menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan. Sebagaimana generasi terdahulu, yang mampu menghasilkan banyak karya seperti Imam Syafi’I, Al Khawarizmi, Muhammad Al Fatih dan masih banyak lagi
Negara mengatur media, agar setiap stasiun media hanya menampilkan tayangan yang diperbolehkan Syariah. Sehingga masyarakat akan teredukasi dengan baik. Jika ada perilaku yang melanggar seperti geng motor, maka akan diberikan sanksi yang tegas. Sanksi yang akan memberikan efek jera, sehingga tidak akan terjadi perilaku yang serupa. Demikianlah, Islam menyelesaikan persoalan geng motor yang marak terjadi. Wallahu’alam.