
JAKARTA – Petani cabai melaporkan adanya lonjakan tinggi harga cabai pada awal 2023 hanya terjadi sementara dan akan turun dalam waktu dekat.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid menyampaikan bahwa kenaikan yang terjadi untuk cabai, khususnya rawit merah, akibat tidak adanya pengiriman yang dilakukan selama libur Tahun Baru 2023.
“Kalau kenaikan baru baru ini karena pasokan, orang nggak ngirim saat tahun baru. Ini [harga naik] hanya sesaat,” ujarnya, Rabu.
Saat ini pun Abdul menyampaikan sedang terjadi panen ya untuk cabai. Harga cabai rawit merah di pasal lokal, katanya, berada di rentang Rp40.000-45.000 per kilogram (kg).
Dengan demikian seharusnya harga cabai di pasaran Jakarta seharusnya turun dan berada di rentang Rp55.000-Rp60.000 per kg. Nyatanya, mengacu pada data Info Pangan Jakarta Rabu pukul 10.15 WIB, harga rata-rata komoditas tersebut di pasar Jakarta sebesar Rp73.788 per kg.
Meski dari sisi cuaca masih mengalami curah hujan tinggi, Abdul mengatakan panen raya saat ini masih terjadi dan pasokan dalam kondisi yang aman.
Satu jenis cabai, yaitu merah keriting, petani perkirakan akan terjadi kenaikan harga dalam beberapa minggu ke depan akibat memasuki masa tanam, dan baru akan kembali panen di Maret atau April.
“Pasokan tidak bermasalah aman untuk cabai besar dan keriting, tapi kemungkinan cabai keriting akan naik dalam beberapa waktu ke depan karena sudah mulai habis panennya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adjuga mendapatkan laporan dari para petani cabai bahwa memang tidak ada pengiriman menuju Jabodetabek selama Tahun Baru 2023.
Akibatnya, harga di tingkat produsen naik dan berimbas pada harga di tingkat pedagang eceran. “Selain faktor hujan, jumlah petikan dan volume pengiriman ke Jabodetabek berkurang karena liburan tahun baru. Harga di produsen naik sekitar Rp20.000/kg. Mulai hari kemarin petikan dan pasokan mulai normal dan harga di produsen turun sekitar Rp20.000/kg,” jelasnya. bisn/mb06