BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana yang meliputi bencana sosial dan alam seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2022 (Januari-Desember), ditaksir mencapai Rp 52,520 miliar.
“Kalau dibandingkan tahun 2021 lalu, kerugian bencana tahun 2022 ini mengalami penurunan, karena tahun lalu kerugian mencapai Rp 65,175 miliar,” kata Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Kalsel H Achmadi SSos, Rabu (4/1).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, dari kerugian bencana di Kalsel selama tahun 2022 itu sebagian besar akibat bencana sosial, yakni kebakaran pemukiman penduduk sekitar Rp 42,800 miliar, dan bencana alam Rp 9,720 miliar.
Dari total kerugian akibat bencana sosial yakni kebakaran pemukiman penduduk sebesar Rp 42,800 miliar itu, terbanyak di Kota Banjarmasin mencapai Rp 11,840 miliar, disusul Kabupaten Banjar sekitar Rp 5,020 miliar.
Selain itu, Kabupaten Tabalong ditaksir Rp 3,860 miliar, Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 3,825 miliar, Hulu Sungai Utara (HSU) mencapai Rp 3,575 miliar, dan Balangan Rp 3,210 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Barito Kuala (Batola) sekitar Rp 2,420 miliar, Kota Banjarbaru Rp 2,050 miliar, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) Rp 1,825 miliar, Kotabaru Rp1,675 miliar, Hulu Sungai Selatan (HSS) ditaksir Rp 1,260 miliar, Tanah Laut (Tala) Rp 1,240 miliar, dan Tapin Rp 1,010 miliar.
Ketika ditanya frekuensi kebakaran di Kalsel, Madi menyebutkan selama tahun 2022 telah terjadi 198 kali kebakaran, terbanyak di Kota Banjarmasin sebanyak 49 kali, disusul Kabupaten Banjar 26 kali dan HST sebanyak 20 kali.
Akibat kebakaran pemukiman penduduk tersebut, menyebabkan 491 kepala keluarga (KK) atau 1.628 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan tiga orang meninggal dunia yakni dua di Kota Banjarmasin dan satu di Kabupaten HSS.
Selain itu, akibat kebakaran pemukiman penduduk itu juga menyebabkan 360 buah rumah penduduk rusak total, dan 25 rumah mengalami berat serta 86 rusak ringan.
Sedangkan bencana alam selama tahun 2022 telah terjadi 78 kali, terdiri atas banjir 45 kali, tanah longsor enam kali, dan bencana alam angin ribut atau angin puting beliung 25 kali.
Madi mengungkapkan, dari 45 kali bencana alam banjir itu antara lain dari Kabupaten Tanah Laut dan HST masing-masing enam kali, Balangan dan Tanbu masing-masing lima kali, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tapin masing-masing tiga kali, Tabalong dan Kotabaru masing-masing tiga kali, Batola dan Banjar dua kali, serta HSU satu kali.
Kemudian, di tahun 2022 juga terjadi enam kali bencana tanah longsor, yakni empat kali di Kabupaten HSS, dan masing-masing satu kasus di Tabalong dan Kotabaru.
Sementara, bencana angin puting beliung masing-masing lima kali di Kabupaten HSS dan Batola, empat kali di Kabupaten Banjar, dan tiga di Kota Banjarmasin.
Akibat bencana alam tersebut, ada sebanyak 42.309 kepala keluarga (KK) atau 142.212 jiwa yang terkena dampak, serta 10 orang di antaranya meninggal dunia, yakni tujuh di Kabupaten Kotabaru, dua di HST dan satu di HSS.
Selain itu, juga menyebabkan 60 buah rumah penduduk rusak berat, 135 buah rumah rusak sedang, dan 207 buah rumah rusak ringan. ani