
MARTAPURA – Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPW ADPISI) Kalimantan Selatan menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Digital untuk Penguatan Moderasi Beragama di Hotel Delima, Kabupaten Banjar, 29-31 Desember 2022.
Kegiatan tersebut terlaksana atas dukungan dari Subdit PAI pada Perguruan Tinggi Umum (PTU), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, serta Kementerian Agama RI.
Kegiatan TOT diikuti para dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang berasal dari berbagai perguruan tinggi umum di Kalsel, seperti Universitas Lambung Mangkurat, Politeknik Negeri Banjarmasin, Universitas Islam Kalimantan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, STKIP PGRI Banjarmasin dan Politeknik Negeri Tanah Laut.
Dr M Arif Budiman selaku Ketua DPW ADPISI Kalsel menjelaskan, penyelenggaraan TOT ini bertujuan meningkatkan kompetensi pengajaran, khususnya dalam pemanfaatan teknologi informasi, bagi para dosen PAI pada PTU di Kalsel.
Hal itu, menurutnya sangat penting, karena mahasiswa yang dihadapi saat ini merupakan generasi milenial dengan tingkat literasi digital yang tinggi, sehingga para dosen dituntut memiliki kemampuan standar dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang perkuliahannya.
“Penanaman nilai-nilai moderasi beragama pada mahasiswa akan jauh lebih efektif dan tepat sasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi,” ujar dosen agama Islam di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) ini.
Dewan Penasihat DPW ADPISI Kalsel, Prof Dr H Surano MPd, yang membuka kegiatan tersebut menyatakan sangat mendukung ‘hajatan’ yang diselenggarakan DPW ADPISI Kalsel.
Ia berharap para dosen PAI bersungguh-sungguh mengikutinya, sehingga dapat menghasilkan bahan ajar digital yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan para mahasiswa di era informasi.
Surano juga mengapresiasi buku yang berjudul; “Khazanah Keislaman Masyarakat Banjar” yang merupakan hasil karya para pengurus DPW ADPISI Kalsel. Buku tersebut mengupas berbagai praktik dan ekspresi keberagamaan masyarakat Banjar yang memang dikenal religius.
Acara TOT ini berlangsung selama tiga hari, dengan menyajikan berbagai materi dari para narasumber, dan praktik langsung pembuatan video pembelajaran berbasis moderasi beragama di bawah bimbingan fasilitator. Para peserta dituntut menghasilkan karya video sebagai syarat kelulusan dalam TOT ini. ril/mhd