BANJARMASIN – Seorang warga Basirih Selatan bernama Rahmah (23), dikabarkan menjadi korban penipuan via sniffing usai berbelanja online. Rekeningnya dikuras oleh terduga penipu setelah ia menerima pesan via WhatsApp dari seseorang berkedok jasa kurir.
Uang sebanyak Rp 35 juta miliknya raib hanya hitungan menit usai menerima pesan singkat berisi APK (Application Package File/berkas paket aplikasi android). Kemudian, pengirim pesan mengarahkan korban untuk mengklik APK ini. Kejahatan tersebut sering digunakan pelaku yang disebut dengan sniffing.
Pakar IT Kalsel Akhmad Fakhrizal Harudiansyah saat diminta komentarnya menyatakan, terkait permasalah tersebut, sudah sering dibahas di dalam forum-forum atau komunitas cyber yang pernah diikutinya.
Menurutnya, sesuai penelusuran ahli IT, modus kejahatan cyber sebenarnya cukup sederhana. Terduga pelaku dengan menggunakan aplikasi yang biasa digunakan mengcopy melalui Short Message Service (SMS) Android dari handphone yang akan ia tuju (para korban).
Biasanya, informasi perbankan lebih banyak menggunakan SMS, maka itulah yang menjadi tujuan mencuri informasi-informasi keuangan milik korban.
“APK atau aplikasi sering ditemukan pada forum-forum, dan itu semua secara gratis. Aplikasi itu dibuat sebenarnya dengan tujuan kebaikan, seperti tujuan pendidikan, mempermudah pengguna jasa Android mengakses SMS,” katanya yang juga Dosen Teknik Informatika Politeknik Hasnur, Rabu (7/12).
Ia menjelaskan, pelaku diduga juga sangat menguasai bahasa pemrograman memodifikasi APK, sehingga membuat seolah-olah aplikasi itu berupa gambar atau file lainnya.
“Bila sasaran terjebak, ia akan mengkliknya. Di sinilah pelaku akan beraksi kemudian mengakses perbankan milik korban hingga menguras isinya,” ujarnya.
Ia menambahkan, para pelaku biasanya melakukan secara cara acak. Kecendrungan para korbannya adalah yang sering bertansaksi online (belanja online) via internet banking.
“Mereka mengakses data korban yang didapat dari data pelanggan e-Commerce yang bocor, atau yang dijual belikan di dunia maya,” jelasnya.
Ia pun berharap, seyogyanya masyarakat Banjarmasin selalu berhati-hati saat mengakses atau menginstal aplikasi pada Android masing-masing.
“Apalagi pada link atau aplikasi tidak jelas dan dikirim via WhatsApp atau direct message IG, Twitter, atau Telegram,” ucapnya.
Dosen muda ini menyarankan, masyarakat Banjarmasin selalu mengupdate versi Android milik mereka secara berkala, untuk keamanan dari kejahatan cyber. sam