Zahra Kamila ( HST)
Gempa bumi kembali getarkan sejumlah wilayah di Indonesia. Hingga pukul 20.00 WIB, Badan Meteorologi , Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menginformasikan ada tiga lindu yang terjadi hari ini, Kamis ( 24/11/2022).
Gempa di Kabupaten Cianjur , Jawa Barat terjadi dua kali, Kabupaten Mukomoku, Provinsi Bengkulu, dan Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Menyikapi Musibah
Musibah apapun, termasuk gempa bumi, merupakan bagian dari qadha’ Allah SWT. Ini yang harus kita imani. Karena itu dalam menghadapi musibah apapun yang tak bisa ditolak, setiap Muslim harus bersikap positif, di antaranya:
Pertama, dengan selalu bersikap sabar. Kesabaran ini harus terus dipupuk dan dipelihara. Sebab Allah SWT memang akan nenguji sejauh mana kesabaran para hamba-Nya. Orang -orang yang sabar inilah yang kemudian Allah SWT gembirakan sebagaimana yang terdapat dalam QS Al- Baqarah{2} : 155-157.
Kesabaran yang harus dibangun tentu bukan kesabaran yang bersifat pasif, melainkan kesabaran yang positif dan aktif. Dengan kata lain kesabaran itu disertai dengan perenungan untuk menarik pelajaran guna membangun sikap , tindakan dan aksi ke depan demi membangun kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Di dalamnya termasuk untuk bisa melakukan mitigasi bencana secara lebih baik. Dengan itu dampak dan kerugian yang diderita dalam berbagai aspeknya bisa diminimalisasi.
Kedua, dengan senantiasa lapang dada/ ridha selain bertawakkal dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT Yang Mahakuasa.
Hikmah di Balik Musibah
Dengan sikap sabar dan ridha, musibah yang datang akan mendatangkan banyak hikmah dan kebaikan. Di antaranya:
Pertama, musibah bisa menghapus dosa.
Kedua, melalui bencana, Allah SWT ingin menunjukkan kekuasaan -Nya kepada manusia. Allah SWT juga mengingatkan bahwa manusia itu lemah, akalnya terbatas dan membutuhkan bantuan-Nya. Dalam hal gempa bumi, faktanya akal dan pengetahuan manusia belum bisa memprediksi secara akurat akan terjadinya gempa.
Maka dari itu tidak sepantasnya manusia sombong di hadapan kekuasaan Allah SWT. Tak sepantasnya manusia menyangka telah sanggup menguasai dan mengatur dunia seraya meninggalkan petunjuk Allah SWT Yang Maha Bijaksana, dengan meninggalkan syariah-Nya.
Allah SWT mendatangkan musibah untuk mengingatkan dan mengembalikan kesadaran spritualitas manusia akan azab Allah SWT.
Jadi musibah yang menimpa itu pada dasarnya untuk nemberikan peringatan kepada manusia agar manusia kembali pada kesadaran akan kemahakuasaan Allah SWT, Pencipta alam semesta. Dengan musibah, manusia juga diharapkan menyadari betapa lemah dirinya dan betapa terbatas kemampuannya. Dengan musibah, manusia juga diharapkan kembali menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan dan hamba dari Al-Khaliq tidak selayaknya bermaksiat kepada-nya, menyimpang atau menyalahi peringatan (wahyu)- Nya serta mendustakan dan mengabaikan hukum-hukum dan syariah-Nya.
Kesadaran spritual ini juga harus membangkitkan energi untuk melakukan perbaikan dan meluruskan penyimpangan, untuk menempuh jalan dan sistem yang benar yang bersumber dari wahyu Allah SWT. Wujudnya adalah tunduk dan patuh menjalankan dan menerapkan hukum-hukum dan syariah-Nya secara total di muka bumi.
Segera Bertobat
Karena itu satu-satunya cara untuk mengakhiri ragam bencana ini tidak lain dengan bersegera bertobat kepada Allah SWT. Tobat harus dilakukan oleh segenap komponen bangsa, khususnya para penguasa dan pejabat negara. Mereka harus segera bertobat dari dosa dan maksiat serta ragam kezaliman. Kezaliman terbesar adalah saat manusia, terutama penguasa, tidak berhukum dengan hukum Allah SWT.
Karena itu pula tobat terutama harus dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk mengamalkan dan memberlakukan syariah-Nya secara kaffah dalam semua aspek kehidupan ( pemerintahan, politik, hukum, ekonomi, pendidikan, sosial, dsb). Jika syariah Islam diterapkan secara kaffah, tentu keberkahan akan berlumpah-ruah memenuhi bumi. Karena penerapan hukum Islam atau syariah Islam secara kaffah adalah wujud hakiki dari ketakwaan. Ketakwaan pasti akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi, sebagaimana Firman Allah SWT:
Andai penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan membukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) sehingga Kami menyiksa mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perbuat (TQS Al-A’raf{ 7} : 96).