
BANJARMASIN – Banjir rob akibat air pasang Sungai Barito dan Sungai Martapura telah melanda Kota Banjarmasin dan sekitarnya sejak sepekan terakhir ini.
Peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) jadi acuan dari Badan Peanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin untuk turun memantau perkembangan ketinggian air.
Beberapa kawasan yang menjadi langganan ‘banjir’ di Banjarmasin di antaranya Jalan Jafri Zamzam, Kubah Habib Basirih di Jalan Keramat, Kelurahan Basirih, Jalan Rawasari dan Kompleks DPR Belitung Selatan dan lainnya.
Komandan Regu (Danru) 3 BPBD Kota Banjarmasin, Ahmad Jailani mengakui fenomena banjir rob yang melanda wilayah kota dan sekitarnya terjadi pada pengujung tahun 2022 ini jadi atensi khusus.
“Ketinggian air pada puncaknya mencapai sekitar 60 centimeter, seperti di Jalan Rawasari dan Kompleks DPR,” ucap Ahmad Jailani kepada jejakrekam.com, Rabu (30/11) malam.
Pemantauan ketinggian air rob ini pun berlangsung hingga dini hari. BPBD Kota Banjarmasin menurunkan regu rescue guna memantau dampak dari fenomena tahunan yang melanda kota ini.
“Seperti di kawasan Kubah Basirih dan Pekauman, ketinggian air pasang terpantau mencapai 40 centimeter. Kami imbau agar tetap waspada, karena prediksi BMKG bahwa banjir rob akan melanda Banjarmasin dan sekitarnya pada 1-5 Desember 2022,” ucap Jailani.
Dia mengingatkan ketika air pasang sudah melanda kawasan pemukiman, maka perabot, instalasi atau peralatan listrik segera diamankan ke tempat yang lebih tinggi.
“Seperti kulkas, rice cooker, hingga colokan listrik demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang kesetrum listrik. Apalagi, dalam beberapa hari belakangan ke depan, curah hujan cukup tinggi melanda Banjarmasin dan sekitarnya,” kata Jailani.
Pemantauan yang dilakukan petugas BPBD Kota Banjarmasin berlangsung hingga Kamis (1/5) dini hari sekitar pukul 01.00 Wita.
Sementara, warga Jalan Jafri Zamzam, Akbar mengakui banjir rob sudah menjadi hal yang biasa yang dialami warga, khususnya jelang akhir dan awal tahun baru.
“Kami juga sudah siaga dengan prediksi BMKG adanya potensi banjir rob pada awal Desember ini,” ucap Akbar.
Menurut dia, banjir rob akan lebih parah ketika pada malam hari turun hujan, sehingga air pasang dari Sungai Barito yang menyerbu pemukiman warga akan tambah parah.
Pakar perencanaan kota Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman mengungkapkan, berdasar data kenaikan permukaan air laut akibat anomali cuaca di Indonesia, termasuk di Kalimantan Selatan sangat terlihat jelas jika sejak 1980, 2000, 2020 hingga 2040 terjadi konsistensi kenaikan permukaan air laut.
Permukaan air laut konsisten naik, kota pesisir dan sekitarnya dari data itu 60 persen penduduk Indonesia terancam diserbu banjir rob. Termasuk, Banjarmasin,” ucap doktor urban design lulusan Saga University Jepang ini kepada jejakrekam.com, Kamis (1/12).
Dari pantauan di lapangan, ketinggian air diawali pada pukul 00.00 Wita hingga berakhir sekira pukul 04.00 Wita atau jelang shalat Subuh di Banjarmasin, baru air berangsur-angsur surut. jjr