
CIANJUR – Sungguh memilukan nasib seorang bocah berusia 4 tahun, yang menjadi korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur ini. Selama tiga hari dua malam, ia terkurung di tengah reruntuhan rumahnya sejak diguncang gempa pada Senin (21/11) siang.
Azka Maulana Malik, nama balita itu, setidaknya terkurung selama 60 jam di reruntuhan dan kesunyian panjang. Mirisnya lagi, ia bertahan hidup tanpa makan dan minum.
Seolah ada “mukjizat” bagi Azka. Tembok yang runtuh masih tertahan tembok lain sehingga tidak menimpa bocah ini. Namun, tidak demikian dengan ibu kandungnya yang sebelumnya ditemukan dalam kondisi meninggal. Neneknya yang serumah dengannya, hingga Rabu siang juga belum ditemukan.
“Kasihan (anak) ini,” dua kata terucap dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Mahfud MD saat menjenguk Azka Maulana Malik di RSUD Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu, seperti dikutip cnnindonesia.com.
Azka merupakan salah satu dari 151 orang yang dinyatakan hilang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan data Selasa (22-11). Namun, bocah beruntung ini berhasil ditemukan pada Rabu, pukul 11.15 WIB di rumahnya yang ambruk.
Bocah tersebut merupakan warga dari Kampung Rawa Cina, Desa Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Adapun Kecamatan Cugenang merupakan wilayah paling parah terdampak akibat gempa yang terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.
Sejak kejadian gempa pada Senin itu, Azka tidak diketahui nasibnya selama 3 hari dua malam di tengah reruntuhan bangunan rumahnya. Ia bertahan hidup tanpa asupan apa pun, karena tak dapat bergerak.
Untungnya, bangunan rumahnya yang ambruk itu tidak menimpa Azka dan menimbulkan luka. Pasalnya, tembok yang ambruk di rumah Azka masih tertahan oleh tembok yang setengahnya telah ambruk sehingga menciptakan ruang sempit, tempat di mana Azka “hilang”.
Kini Azka telah selamat dan menjalani perawatan medis di RSUD Cianjur yang terletak di Tenda C. Adapun pasien korban gempa di RSUD Cianjur memang dirawat di luar gedung guna mengantisipasi gempa. web