
JAKARTA – Sektor perbankan buka peluang untuk berpartisipasi dalam memberikan pembiayaan terhadap kendaraan listrik berbasis baterai. Berbagai potensi pun digali, termasuk dengan menyalurkan program kredit.
Direktur Bisnis UKM PT Bank KB Bukopin bk Yohanes Suhardi mengatakan, pihak perbankan saat ini masih terus menggali peluang pembiayaan pada industri kendaraan listrik, yang notabene masih seumur jagung.
“Tapi kembali pertanyaannya, apakah saat ini yang mana notabene baru mulai 1-2 tahun, apakah bank sudah mulai berani masuk ke sana? Apakah bank mengerti risikonya? Termasuk, apakah harga baterai ini seperti apa, resale value dan sebagainya?” ungkapnya dalam sesi webinar yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis.
Menurut dia, itu jadi tantangan pada sisi internal perbankan untuk terus mengevaluasi, memberikan knowledge yang lebih kepada tim.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan, bahkan untuk KUR pun kita bisa lakukan, kredit usaha rakyat. Ini sangat menarik sekali,” kata Yohanes.
Berbicara lebih jauh dari end user-nya, ia pun melihat adanya potensi pembiayaan untuk pngadaan bus listrik di Trans Jakarta. Yohanes menilai, jumlah kepemilikan bus listrik di Trans Jakarta ke depan akan terus bertambah, seiring tekad pemerintah untuk menjemput ekonomi hijau.
“Trans Jakarta ini kalau kita bisa masuk, tidak hanya dari financing kendaraannya, tapi juga kita bisa buat dari segi untuk ritelnya, misal sari segi payment gateway dan lainnya. Bluebird pun sudah mulai masuk,” sebut dia.
“Ini artinya, sekali lagi menunjukan opportunity itu sangat terbuka lebar, dan menurut bank, ini lah future daripada kendaraan di Indonesia. Jadi kalau bank tidak mulai di sini, mungkin akan terlambat. Kami percaya, kalau siapa duluan itu pasti yang akan keluar jadi pemenang,” ujar Yohanes. lp6/mb06