
Banjarmasin – Sejumlah pedagang yang memiliki kios di Pasar Kuripan mengeluhkan semakin sepinya pembeli. Khususnya pedagang yang berjualan di lantai dua.
Hal itu terungkap ketika jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Banjarmasin yang dipimpin oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina melakukan monitoring harga kebutuhan bahan pokok, beberapa waktu lalu.
Mila, salah seorang pedagang di pasar yang berlokasi di kawasan Kecamatan Banjarmasin Timur itu mengungkapkan, sepinya pengunjung tersebut berlangsung sejak Pandemi Covid-19 melanda.
Wanita penjual asesoris itu menyebutkan, kondisi itu terjadi lantaran banyaknya pedagang yang berjualan di emperan jalan lingkungan pasar hingga ruas jalan.
“Kami kalah bersaing dengan pasar yang hanya tinggal menggelar lapak itu,” ujarnya, ketika diwawancarai, Kamis (17/11) siang.
Padahal, menurutnya, sebelumnya pengunjung yang datang ke Pasar Kuripan tidak hanya warga sekitar pasar.
“Pembeli datang dari mana-mana. Pokoknya banyak, sampai dari Sungai Lulut pun juga ada,” tuturnya.
Keberadaan pedagang di emperan itu, juga membuat pihaknya kalah bersaing dari segi harga jual. Pedagang dadakan disebut Mila menjual barang lebih murah dibanding yang memiliki kios.
“Kami terpaksa menaikkan harga bahan pokok karena perlu membayar sejumlah retribusi ke Pemko Banjarmasin. Belum lagi, pembayaran untuk sewa lapak atau kios,” bebernya.
Pedagang lainnya, Maimunah menyebut, adanya pasar dadakan di emperan jalan itu membuat para pedagang resah.
“Pukul 8 sampai 9 pagi, mereka sudah bisa tutup. Barangnya ludes terjual. Sedangkan kami, di sini masih menunggu pembeli,” tuturnya.
Baik Mila maupun Maimunah berharap, ada tindakan tegas dari dinas terkait untuk melakukan penertiban.
“Jadi semestinya bukan harga yang dipantau. Tapi kondisi pasarnya. Bagaimana kondisinya. Buatlah pasar agar kembali ramai pembeli,” ujarnya.
Dikonfirmasi terkait kondisi tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Banjarmasin, Ichrom Muftezar, menepis anggapan bahwa ada pasar yang hampir mati. Salah satunya Pasar Kuripan.
Kendati demikian, ia tak menampik bahwa pedagangnya mulai berkurang. Dan adanya aktivitas jual beli di sejumlah ruas jalan, juga memberikan pengaruh.
“Kalau di Kuripan, saya lihat tak ada pasar dadakan ya. Dan saya rasa masih ramai kunjungan. Kalau pun ada kendala, itu saya rasa karena adanya perbaikan drainase di depan pasar. Sehingga untuk parkir itu cukup sulit,” jelasnya.
Tezar menegaskan, pihaknya tak pernah mengizinkan apalagi menarik retribusi bagi pedagang yang berada di ruas jalan.
“Kami tidak menyebut itu pasar. Meskipun memang ada aktivitas jual beli di situ,” katanya, seraya menambahkan pihaknya akan mengajak pedagang emperan itu menempati kios untuk berjualan. dwi