
BANJARMASIN – Banjir rob kini mulai menghantui warga Kota Seribu Sungai, terutama menjelang akhir tahun 2022 ini.
Banjir rob yang terjadi akibat siklus pasang surut air laut tersebut, mulai menyerang sebagian Kota Banjarmasin. Dalam beberapa hari terakhir hujan juga turun dengan intensitas tinggi.
Brdasarkan data sementara yang dikeluarkan BPBD Banjarmasin, setidaknya ada sembilan kawasan yang terendam air pasang yang tersebar di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Banjarmasin Barat, Tengah dan Utara.
Adapun untuk ketinggian limpasan air yang masuk ke pemukiman cukup bervariatif, tertinggi dari data yang dimiliki BPBD yakni 25 cm.
Data tersebut merupakan hasil pantauan petugas BPBD Banjarmasin per Minggu 13 November 2022. Bahkan di Pintu Air Sabilal ketinggian air mencapai 150 Cm.
Kepala BPBD Banjarmasin, Husni Thamrin menjelaskan rob menjadi satu dari dua bencana yang kerap terjadi di Banjarmasin, selain kebakaran.
“Kondisi sekarang, yang kami khawatirkan itu pasang tinggi air sungai, didukung dengan hujan deras. Ini yang bisa menyebabkan rob,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Rabu (16/11).
Selain pasang tinggi air sungai, yang mesti diwaspadai kiriman air dari daerah tetangga. Kiriman air itu memang kembali ke laut, tapi melalui daerah Kota Banjarmasin.
Lantas, apa upaya yang dilakukan BPBD menanggapi ancaman ini? Husni mengaku pihaknya sudah mengantongi surat edaran dari Pemprov Kalsel terkait peringatan bencana.
Isinya, meminta pihaknya untuk mengantisipasi dan siap siaga. Mengingat di bulan Oktober hingga sekarang, intensitas hujan mulai sedang dan tinggi. Puncaknya, di bulan Desember dan Januari 2023. jelasnya.
“Sebagai antisipasi, kami sudah beberapa hari tadi menyosialisasikannya ke daerah-daerah di Banjarmasin yang rawan terkena banjir rob,” jelasnya.
Pada Selasa lalu, setidaknya ada tiga kelurahan di kawasan Kecamatan Banjarmasin Selatan yang disambanginya. Diantaranya yakni Kelurahan Pemurus Dalam, Tanjung Pagar, dan Mantuil.
“Selanjutnya kami akan sosialisasi ke Belitung Selatan di Kecamatan Banjarmasin barat. Lalu ke Kelurahan Sungai Miai di Banjarmasin Utara,” jelasnya.
Secara pemetaan sejumlah kawasan yang disebutkannya itu adalah daerah yang tiap tahunnya mengalami limpasan air pasang.
“Selama 24 jam penuh, kami siap siaga. Ada tiga regu personel yang diturunkan untuk memantau lalu melaporkan perkembangan. Mereka bekerja secara bergantian,” ungkapnya.
Husni memaparkan, banjir rob yang terjadi bukan peristiwa dadakan. Lazim terjadi bahkan rutin setiap tahunnya. Ia berharap peristiwa banjir besar yang terjadi pada tahun 2021 lalu tak lagi terulang.
Ibnu: Perhatikan Saluran Air
BANJIR rob yang menyasar sejumlah kawasan di Banjarmasin, dalam beberapa hari terakhir, sudah diketahui Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina.
Ia meminta agar warga memerhatikan kondisi saluran air di lingkungan tempat tinggal. Termasuk, tidak membuang sampah sembarangan.
Menurut dia, upaya yang saat ini dilakukan untuk mengatasi banjir rob, yakni melalui pembangunan sejumlah drainase berikut trotoarnya di sejumlah titik.
“Sebagian sudah selesai, dan kami pastikan saluran air bisa berfungsi dengan baik,” ucapnya.
Ibnu berharap, drainase itu mampu menampung dan menyalurkan limpasan air ketika terjadi rob.
“Yang kami khawatirkan itu, pasang air sungai sedang tinggi, ditambah curah hujan yang tinggi,” ujarnya.
Ibnu mengimbau, bagi warga yang bermukim di pinggiran atau bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Saya rasa, masyarakat sudah tahu apa yang mesti dilakukan. Tinggal mengantisipasi masuknya hewan liar atau binatang buas ke dalam rumah saja,” tandasnya. dwi