BANJARMASIN – Meningkatnya angka inflasi membuat Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melaksanakan monitoring ke pasar tradisional maupun distributor pangan di Banjarmasin, Selasa (15/11).
Bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan jajaran unsur Forkopimda Banjarmasin, monitoring diawali dari lobi Balai Kota Banjarmasin menuju ke pasar Kuripan Banjarmasin Timur.
Terlihat, rombongan sempat melakukan pemantauan harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar seperti harga beras, bawang, daging dan lainnya.
Ibnu tak menampik, jika memang ada kenaikan harga bapok di beberapa pasar di Kota Seribu Sungai.
“Meski inflasi ada penurunan, tapi masih tinggi. Tapi memang penyebab inflasi nomor satu misalnya beras. Sekarang harganya Rp 17 ribu, yang awalnya Rp 12 ribu,” ungkap Ibnu di sela monitoring, pagi kemarin.
Dengan naiknya harga beras itu kata dia, tentu sangat berdampak terhadap para pedagang di pasar.
“Bukan berarti harga mahal, keuntung mereka meningkat. Karena mereka mengambil sudah harga tinggi. Makanya mereka ingin harga itu tetap stabil sehingga keuntungan besar,” ujarnya.
Tak hanya beras, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas daging ayam serta minyak goreng.
Rombongan juga melakukan monitoring ke pasar beras di kawasan Muara Kelayan, Banjarmasin Selatan. Di sana, jajaran TPID dan Forkopimda sempat melihat-lihat beberapa produk beras yang mengalami kenaikan.
Ibnu berharap, agar seluruh distributor termasuk pedagang besar, untuk bisa bekerja sama dengan pemko Banjarmasin.
“Karena produk-produk atau bahan pokok dalam pengendalian pemerintah, itu kita harus awasi. Kami sengaja mengecek langsung bersama TPID, untuk memastikan dan nanti apa action yang kami lakukan. Seperti kemarin bersama retai dan Bank, kita lakukan pasar murah,” pungkasnya. dwi