
JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak kasus Covid-19 karena sebaran mutasi Omicron Subvarian XBB di Indonesia, dapat mencapai 20 ribu kasus per hari.
Ia menyebutkan, prediksi itu didapatkan dengan melihat kondisi kenaikan kasus di Singapura yang disebabkan Omicron XBB.
Selain itu, ia menilai subvarian baru ini memiliki karakteristik tingkat kecepatan penularan seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, yang melanda Indonesia sekitar Juli-Agustus lalu.
“Kalau mengikuti pola Singapura, seharusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati angka 20 ribu per hari, sama seperti bulan Agustus kemarin,” katanya dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
Ia mengatakan, berdasarkan riwayat kasus serupa di negara lain, terlihat varian XBB maupun XBB 1 itu tingkat kematian dan keparahan penyakitnya lebih rendah dibandingkan subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.
Menkes pun mengingatkan, saat BA.1 dan BA.2 melanda Indonesia, kenaikan kasus Covid-19 harian bahkan bisa mencapai rekor tertinggi, yakni 64.718 kasus pada 16 Februari lalu. Sementara XBB, menurutnya tak akan setinggi subvarian sebelumnya, kendati transmisi kasus cepat terjadi.
Budi menyatakan, pihaknya telah siap menyiagakan fasilitas kesehatan di seluruh daerah guna menghadapi potensi gelombang Omicron BB ini, lantaran telah belajar dari pengalaman yang ‘parah’.
“Rumah sakit kita kan [kapasitas] bisa 100 ribu. Jadi waktu kemarin Omicron bulan Januari-Februari hanya 20 ribu, yang kemarin (Juli-Agustus) hanya lima ribu. Jadi harusnya sih kapasitas kita masih ada,” ujar Budi.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengklaim, kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih terkendali di tengah tren peningkatan kasus belakangan ini.
“Saat ini terkendali. Jadi kasus meskipun secara trennya ada peningkatan, tetapi terkendali,” katanya, Selasa (8/11).
Ketika ditanya apakah ada keterkaitan antara tren peningkatan kasus Covid-19 dengan datangnya varian baru, ia hanya berpesan agar tetap menjaga protokol kesehatan.
“Poinnya tetap apapun jenis variannya, pesannya tetap adalah jaga prokes. Jangan lupa akselerasi untuk cakupan booster,” ujarnya.
Sementara, perihal jumlah virus Covid-19 varian Omicron XBB yang ditemukan dari hasil tes Whole Genome Sequencing (WGS), pihaknya masih harus mengidentifikasi lagi pembeda dari masing-masing varian tersebut.
“Kami harus pastikan lagi karena sedang berproses. Kami harus identifikasi betul pembeda dari masing-masing varian tersebut,” katanya.
Perkembangan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia mengalami tren peningkatan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 56,94 persen lebih tinggi dibandingkan temuan kasus sepekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 25-31 Oktober, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 20.415 kasus. Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama 1-7 November, kasus konfirmasi Covid-19 naik menjadi 32.041 orang.
Tren peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 itu juga dibarengi dengan tren kenaikan pada kasus kematian warga akibat Covid-19.
Selama periode 25-31 Oktober, kasus konfirmasi Covid-19 berjumlah 177 kasus, dan sepekan setelahnya bertambah menjadi 240 kasus, atau meningkat sebanyak 35,59 persen.
Sementara itu, khusus jumlah kumulatif kasus subvarian XBB dan XBB.1 di Indonesia bertambah menjadi 12 kasus per 3 November.
Dengan rincian sebaran, lima kasus ditemukan di DKI Jakarta, empat kasus di Sumatera Utara, dan tiga lainnya di Jawa Timur, Lampung, dan Kalimantan Barat. web