
Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Tidak hanya berkaitan benar salah tetapi bagaimana penanaman kebiasaan tentang berprilaku jujur, disiplin, mandiri, kerja sama dan bertanggung jawab yang baik dalam kehidupan sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Metode bercerita adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak taman kanak-kanak dengan cara menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang rekaan belaka menggunakan alat atau tanpa alat. Pendidikan merupakan aspek penting dalam membina dan mengembangkan berbagai potensi karena sasaran atau objek pendidikan tidak hanya aspek akademis saja tetapi pendidikan juga merupakan aspek kepribadian, sosial dan nilai-nilai religious dalam pembentukan manusia seutuhnya.
Salah satu aspek yang sangat penting di dalam pendidikan adalah seorang guru, guru sangat berperan didalam pendidikan karena guru lah yang menjadi jembatan ilmu untuk peserta didik nya. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak yang dilakukan di tiga tempat yaitu: keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda.
Pendidikan tidak cukup hanya membuat orang pandai tetapi juga harus mampu menciptakan karakter yang baik dan nilai-nilai luhur dalam dirinya. Karena untuk menggapai kesuksesan tidak cukup hanya bermodalkan kepandaian intelektual saja, kepintaran yang dimiliki oleh seseorang hanya berkonstribusi dari keberhasilan seseorang, selebihnya amat ditentukan oleh sederet potensi-potensi yang berkaitan dengan karakter. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya sadar untuk menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sebagai sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan proses pembelajaran mereka. Mengacu pada definisi ini menunjukan bahwa pendidikan sangat penting, berguna bagi kemajuan dan perkembangan peserta didik. Usia dini merupakan masa yang tepat untuk membangun pendidikan karakter pada anak, sebab pada masa ini, anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak pada usia dini cenderung belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting bagi anak terutama membangun karakter. Guru harus berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator. Dalam tugasnya guru akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya. Membangun karakter anak sejak dini, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karakter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, informal dan non formal.
Sebuah peradaban akan menurun kualitasnya apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Banyak pakar, filsuf dan orang-orang bijak yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh para orang tua dan pendidik adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Nilai-nilai moral yang ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung pada kehidupan sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang berbagai prilaku yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena karakter sifat alami bagi anak usia dini untuk merespons situasi secara bermoral, harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui pembiasaan untuk berprilaku baik, jujur, peduli, bertanggung jawab dan hormat terhadap orang lain.
Hal ini sejalan dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikan dan diamalkan. Sedangkan menurut Suyanto, karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan karakter dan kualitas pribadi peserta didik. Oleh karena itu guru perlu dengan cermat memilih metode dan media yang tepat dalam pembelajaran. Beberapa metode pendidikan yang lazim dipraktekkan di lingkungan sekolah, antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, pemberian tugas, bercerita, demonstrasi, sosio drama, dan sebagainya.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membangun karakter anak taman kanan-kanak adalah metode bercerita. Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak. Biasanya cerita yang berkaitan dengan dunia binatang seperti cerita si kancil ataupun yang sejenisnya. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik taman kanak-kanak.
Oleh karena itu, materi yang disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya hubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu. Bercerita adalah salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti atau nilai-nilai karakter. Nilai-nilai itu adalah moral, budi pekerti, kejujuran, kebaikan, kemandirian, keagaamaan dan lain-lain, bisa ditanamkan pada anak-anak. Melalui bercerita pula anak-anak dapat belajar mengembangkan imajinasi, mengekspresikan diri, dan dapat memetik hikmah dari cerita tersebut. Bercerita mendorong anak memberi makna bagi proses belajar terutama mengenai empati dan kehadiran cerita membuat anak lebih enjoy disan memiliki kerinduan bersekolah.