
BANJARMASIN – Laporan keuangan PTAM Bandarmasih milik Pemko Banjarmasin terus menurun dari tahun ke tahun.
Terakhir tahun 2020, laba PTAM Banjarmasin sebesar Rp 11,1 miliaran namun berdasarkan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Jojo Suwarjo dan Rekan, laba merosot lagi pada 2021 hingga mencapai Rp3,59 miliaran.
Menurut Direktur Utama PTAM Bandarmasih, Yudha Ahmadi, laba merosot karena ada beberapa kebijakan yang direvisi selain biaya operasional yang mengalami kenaikan. “Kebijakan yang direvisi diantaranya pencabutan beban minimun 10 kubik dengan prediksi 1,2 miliar rupiah perbulan yang berdampak pada penurunan laba PTAM,” ujarnya.
Selanjutnya berdasarkan hasil audit berdasarkan SAK – ETAP, PTAM Bandarmasih mendapatkan opini wajar tanpa pengecuali ( WTP) yang ke 20. Sedangkan kinerjanya berdasarkan Permendagri 47/1999 kategori perusahaan adalah baik dan audit dari Kementrian PUPR adalah sehat. “Kecendrungan kinerjanya nilai perusahaan naik yakni tahun 2020 yakni 3,62 dan 2021 menjadi 3,82,” katanya.
Yudha menuturkan bahwa memang selalu terjadi pro dan kontra dalam kenaikan tarif. Tetapi setiap kali melakukan sosialisasi selama ini upaya kenaikan tarif juga diimbangi dengan perbaikan pelayanan distribusi air.
“Ternyata perbaikan pelayanan, masyarakat mau menerima dengan yang kami sampaikan dan kami bergerak cepat setiap respon dan keluhan,” jelasnya.
Dengan kenaikan tarif ledeng, pihaknya berharap ada perbaikan dalam manajemen keuangan. “Ini baru dua bulan, mudah-mudahan manpu mendongkrak pendapatan Pendapatan dan ke depan difokuskan pada perbaikan jaringan di sungai andai,” jelasnya. via