BANJARMASIN – Polresta Banjarmasin menggelar press release kecelakaan kerja yang menewaskan seorang pekerja (mandor) saat pembangunan Jembatan Sulawesi II di Banjarmasin Tengah.
Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana A Martosumito didampingi Kasat Reskrim Kompol Thomas Afrian mengatakan, masyarakat jangan sampai percaya berita hoaks yang beredar terkait kejadian tersebut.
“Di sini kami Polresta Banjarmasin khususnya Sat Reskrim memproses kasus ini. Ingat, kasus ini masih dilakukan penyelidikan, jadi belum ada tersangka. Yang ada menulis ada tersangka, saya pastikan itu hoaks,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat bersama-sama menjaga situasi Kota Banjarmasin kondusif. “Untuk olah TKP sudah selesai dilaksanakan,” katanya.
Seyogyanya, lanjut dia, pembangunan Jembatan Sulawesi II ini bisa kembali dikerjakan. Sabana juga memerintahkan kasat reskrim menarik garis polisi (police line).
“Hari ini garis polisi dilepas, biar pembanguan berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan,” ucap Sabana.
Menurutnya, kegunaan Jembatan Sulawesi II ini apabila cepat diselesaikan, bisa dinikmati untuk wisata religi dengan berziarah ke makam, dan mesjid untuk beribadah, serta lebih menguntungkan untuk perekonomian masyarakat.
“Saya jelaskan, yang penting masyarakat bisa berusaha secepat mungkin. Kita juga dukung pembangunan nasional dalam rangka pembangunan daerah. Ayo sama-sama mendukung pembangunan Jembatan Sulawesi II ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin Suri Sudarmadiyah mengakui, proyek penggantian jembatan ulin dengan jembatan berstruktur beton itu dihentikan sementara.
“Saat ini, kejadian ini masih dalam proses penyelidikan oleh Polresta Banjarmasin. Jadi, proyek penggantian Jembatan Sulawesi 2 di stop sementara,” ucapnya kepada awak media, Senin (31/10).
Menurutnya, Dinas PUPR Banjarmasin sebagai pemilik proyek dengan penyedia jasa (kontraktor pelaksana) tengah menjalankan evaluasi percepatan, sehingga proses pembangunan Jembatan Sulawesi II bisa segera rampung.
“Untuk itu, kami mengajukan permohonan ke pihak kepolisian untuk memberi izin agar bisa menyelesaikan proyek Jembatan Sulawesi II,” ujarnya.
Ia mengaku yakin target rampung pada akhir 2022 bisa tercapai. Meski terjadi kelambatan atau melampaui tahun 2022, ia mengatakan sudah ada penyebab pastinya.
“Kita semua tidak menghendaki kejadian ini. Yang namanya musibah, tidak ada seorang pun tahu. Mohon doa bagi pekerja yang meninggal dunia, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Ke depan, semoga tidak ada lagi musibah yang terjadi dan semua sehat, khususnya para pekerja proyek Jembatan Sulawesi II,” pungkasnya. sam/jjr