BANJARMASIN – Personel Reskrim Polsek Banjarmasin Tengah bersama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Jatantas, dan Sat Reskrim Polresta Banjarmasin mengamankan Arif Novianto alias AN (35) karena membunuh anak tirinya yang masih berusia tiga setengah tahun.
Kepada petugas, AN mengaku melakukan perbuatan keji tersebut karena kesal terhadap anak tirinya itu yang sering buang air kecil (ngompol) di kasur.
Peristiwa pembunuhan ini diketahui terjadi pada Minggu (31/11) sekitar pukul 01.00 Wita di rumah tersangka, di Jalan Pekapuran A, Kelurahan Sungai Baru, Banjarmasin Tengah.
Insiden tersebut kini sudah ditangani pihak Unit PPA Sat Reskrim Polresta Banjarmasin.
“Tersangka ayah tiri yang menganiaya anaknya hingga tewas sudah diamankan oleh Unit PPA bersama Jatanras. Motif kesal karena sering ngompol,” ucap Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Thomas Afrian, Selasa (2/11).
Ia mengatakan, sang ibu saat itu bermaksud ingin membangunkan korban, karena sebelumnya anaknya sedang sakit panas.
“Kondisi korban tidak sadarkan diri. Setelah itu terlapor AN memberitahu warga sekitar dan memanggil bidan Herlina. Saat dicek ternyata korban sudah tiada,” kata Thomas.
Namun, menurut hasil lidik unit identifikasi (inafis) dan unit PPA, didapat keterangan dari Ketua RT 11 Pery Paisal yang mendengar informasi dari masyarakat, kalau korban meninggal tidak wajar.
Ketidakwajaran itu terlihat pada wajah korban ada lebam di dahi, di bawah mata sebelah kiri, dan pada mulutnya.
Kemudian, Pery melaporkan kejadian ini ke Polsek Banteng, yang selanjutnya dilakukan lidik dan olah TKP oleh unit identifikasi polresta dan unit PPA sat reskrim.
Dari keterangan saksi bernama Kamsiah, pada hari minggu (30/10) sekitar pukul 20.00 Wita, ia membeli susu dan Pampers tidak jauh dari rumah korban, dan mendengar ada suara ”ampun-ampun” dari rumah korban.
Tidak beberapa lama kemudian, pada Senin (31/10) sekitar pukul 01.00 Wita, ia mendengar korban meninggal dunia
Ia pun bertanya kepada sang ibu penyebab kematian korban. Si ibu pun menjelaskan, korban sebelum meninggal sempat di pukul oleh AN. Tidak hanya itu, AN juga mencekik leher korban hingga tidak sadarkan diri.
Saat jenazah di bawa ke gedung penulasaran jenazah RSUD Ulin Banjarmasin untuk dilakukan autopsi, menurut hasil pemeriksaan luar dan dalam yang dilakukan Dokter Forensik RSUD Ulin Banjarmasin yang dipimpin dr Nila dan dr Mia, disimpulkan adanya tanda-tanda mati lemas.
Selain itu, juga ada trauma di kepala bagian depan, belakang, kiri dan kanan. Ada patahan di dasar tulang tengkorak, dan adanya resapan darah di hampir seluruh bagian kepala.
AN yang mengakui perbuatannya mengaku khilaf karena kesal korban sering buang air di tempat tidur. Sedangkan ibu korban sempat mengetahui perbuatan pelaku, namun takut membongkar karena di ancaman akan dihabisi bila ikut campur. sam
