
BANJARMASIN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin mengklaim, pihaknya telah melakukan pengerjaan perbaikan jalan titian di kawasan Pulau Bromo.
Namun, setelah dicek langsung ke lapangan, tidak ada satu pun tanda-tanda pengerjaan perbaikan jalan titian. Bahkan, untuk material bahan pun tidak terlihat di lokasi.
Pulau Bromo memiliki empat rukun tetangga (RT) yakni RT 4, 5, 6, dan 7, dengan jumlah penduduk sebanyak lebih dari 1.000 jiwa. Mayoritas penduduk yang tinggal di sana bekerja sebagai petani dan buruh pabrik.
Dari empat RT tersebut, jalan titian yang mengalami kerusakan terparah ada di RT 4, RT 6 dan RT 7. Penduduk yang tinggal di sana terpaksa harus ekstra hati-hati saat melintas. Sudah belasan tahun titian tersebut tak kunjung diperbaiki.
Kayu yang belasan tahun menjadi alas jalan titian terlihat ditambal sulam. Bahkan banyak jalan yang berlubang, lantaran kayunya terlepas dan patah.
Kondisi pondasinya juga sangat memprihatinkan. Ketika dilewati pondasi tersebut bergoyang-goyang hingga membuat takut pengendara yang melewati titian tersebut.
Sebelumnya, Dinas PUPR Banjarmasin memastikan perbaikan dilakukan secepat mungkin, karena titian itu akses utama warga. Bahkan, Dinas PUPR sudah memasukkan pengerjaannya ke sistem penunjukan langsung dengan anggaran senilai Rp 200 juta.
Rencananya, perbaikan difokuskan dua titik dengan panjang sekitar 100 meter, untuk dua RT, yakni RT 4 dan RT 7.
Namun, warga RT 4, Jannah, mengaku tak pernah mendengar rencana perbaikan, meski sering melihat ada orang mengukur titian tersebut. “Sudah sering. Tapi tak pernah ada perbaikan,” katanya.
Senada, warga lainnya, Zaini (52), juga pernah melihat petugas dari instansi pemerintahan membawa alat pengukur, namun hanya melintas saja.
“Sudah sering kami meminta perbaikan dan selalu dijanjikan. Tapi, tak kunjung ada realisasi. Yang lebih dulu diperbaiki justru di seberang sana. Kami hanya seperti dijadikan tumbal politik saja,” keluhnya.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Banjarmasin Emil Salim ketika dikonfirmasi, mengakui lambatnya pengerjaan karena anggaran baru disetujui.
“Harap bersabar. Dananya baru diketok. Kami sudah ukur sama penyedianya. Tapi mohon izin, perlu proses, termasuk membeli bahan-bahannya,” ujarnya.
Ia menyatakan, titian itu akan diperbaiki dari ujung ke ujung. Dari RT 4 dahulu yang panjang perbaikannya sekitar 100 meter. “Di RT 7 kami kerjakan juga, tapi belum. Satu-satu dulu,” pungkasnya. dwi