JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril melaporkan, jumlah kumulatif kasus mutasi Covid-19 Omicron subvarian XBB di Indonesia menjadi empat kasus. Kasus pertama ditemukan September lalu di Surabaya, kini ada 3 kasus baru di DKI Jakarta.
Syahril menyebutkan, satu kasus di DKI merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari Singapura, begitu juga pasien XBB dari Surabaya. Sementara dua kasus lainnya di DKI Jakarta merupakan transmisi lokal.
“Kita di Indonesia ada empat kasus konfirmasi, tapi semua sudah sembuh dan kemarin melalui isolasi mandiri, tidak dirawat,” katanya, Rabu (26/10).
Ia mengatakan, para pasien keseluruhannya berjenis kelamin perempuan dengan sebaran usia, yakni 32 tahun, 52 tahun, 34 tahun, dan 29 tahun. Gejala yang dilaporkan para pasien subvarian Omicron XBB cenderung ringan, yakni batuk dan pilek.
“Kami tegaskan ulang, subvarian XBB ini lebih cepat menular seperti halnya subvarian Omicron yang lalu BA.4 dan BA.4, namun fatality atau tingkat kematiannya rendah,” ujarnya.
Ia juga menyinggung subvarian Omicron XBB telah teridentifikasi di 26 negara. Varian tersebut kemungkinan besar menjadi biang kerok pada tren peningkatan kasus infeksi Covid-19 dalam satu bulan terakhir di Singapura.
Subvarian XBB atau yang disebut juga dengan BA.2.10 ini telah terdeteksi di beberapa negara lain, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak Agustus lalu.
Sejauh ini, para ahli sepakat varian XBB lebih menular daripada subvarian lainnya. Presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, Paul Tambyah mengatakan, meski data pasti belum ditemukan, namun XBB kemungkinan lebih menular karena jumlah infeksi yang meningkat signifikan. web