
BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana sosial yakni kebakaran hingga triwulan III (Januari-September) tahun 2022 di Provinsi Kalimantan Selatan ditaksir Rp36,775 miliar.
Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Kamis (13/10) menyebutkan kerugian bencana kebakaran hingga triwulan III itu terbesar dialami Kota Banjarmasin sekitar Rp9,850 miliar.
Selain itu, kata Madi (sapaan akrabnya) Kabupaten Banjar sekitar Rp4,460 miliar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp3,175 miliar, Kabupaten Balangan Rp2,810 miliar, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Rp2,8 miliar.
Kemudian, Kabupaten Tabalong sekitar Rp2,760 miliar, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Rp2,420 miliar, Kota Banjarbaru Rp2,050 miliar, Kabupaten Kotabaru sekitar Rp1,675 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) Rp1,625 miliar, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Rp1,140 miliar, Kabupaten Tapin sekitar Rp1,010 miliar dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) ditaksir mencapai Rp1 miliar.
Ditanya frekuensi bencana kebakaran di Kalsel, Madi menyebutkan, hingga triwulan III 2022 telah terjadi 172 kali kebakaran, terbanyak di Kota Banjarmasin 41 kali, disusul Kabupaten Banjar sebanyak 23 kali.
Kemudian, Kabupaten Batola dan Kabupaten HST masing-masing sebanyak 16 kali, Tabalong sebanyak 14 kali, Kota Banjarbaru 12 kali, Kabupaten HSS, Balangan, Tanah Laut dan Kabupaten Kotabaru masing-masing sebanyak delapan kali.
Kabupaten Tapin dan Kabupaten HSU masing-masing sebanyak tujuh kali dan Kabupaten Kabupaten Tanbu empat kali.
Akibat musibah kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel hingga triwulan III tahun 2022 itu, katanya, sebanyak 409 kepala keluarga (KK) atau 1.342 jiwa kehilangan tempat tinggal dan dua orang meninggal dunia di Kota Banjarmasin dan Kabupaten HSS.
Akibat kebakaran pemukiman penduduk itu menyebabkan 304 buah rumah penduduk mengalami rusak total, 20 buah rumah rusak berat dan 72 buah rumah rusak ringan.
Dalam kesempatan itu, Madi mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana kebakaran terutama pemukiman padat penduduk padat untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalisir resiko akibat kebakaran tersebut. ani