
JAKARTA – PT PLN (Persero) menargetkan pengoperaian 70 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) untuk mobil listrik pada 22 ini. Hingga September 2022, PLN telah lebih dulu melakukan uji coba operasional 16 unit SPBKLU yang adai Jakarta.
SPBKLU ini merupakan bagian dari kerja sama antara PLN-BRIN-Grab dan Viar. Pada Oktber 2022, PLN akan menambah 4 unit lagi SPBKLU dan 50 unit SPBKLU di Desember 2022.
“SPBKLU ini infrastruktur penting dalm mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat, untuk bisa mendorong pertumbuhan kendara listrik banyak didorong dari kendaraan roda dua. Ditambah saat ini harga motor listrik sudah bersaing dengan motor berbahan bakar minyak,” ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulis, Rabu.
Guna mendorong tumbuhnya SPBKLU, PLN juga menyiapkan skema kerjasama franhise SPBKLU. Darmawan menyampaikan, calon mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi day mobil listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.
Dalam kerja sama franchise SPBKLU yang disediakan PLN, calon mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeiharaan SPBKLU.
“Salah satu skema partnership yang ditawarkan PLN adalah franchise, dimana mitra tidak perlu direpotkan dengan perizinan, penyediaan peralatan, pemeliharaan serta apliksi pendukung dalam infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik,” ungkap Darmawan.
Damawan berharap, dengan semakin banyaknya jumlah SPBKLU dapat mendukung terbangunnya ekosistem kendaaan listrik guna mempercepat transisi energi bersih di Tanah Air.
Dari sisi emisi, lanjut Darmawan, sektor transportasi menyumbang 280 juta ton CO2e per tahun. Ini menjadi salah satu penyumbang emisi karon dan beban subsidi tertinggi di Indonesia. Jika dibiarkan tanpa intervensi maka pada tahun 2060 akan njadi 860 juta ton CO2e.
Menurut dia, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibanngkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik, dimana emisi karon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram.
Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia, emisinya hanya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.
“Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen,” paparnya. lp6/mb06