BANJARMASIN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin kembali bersiaga menghadapi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Dengan adanya prediksi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, yang menyatakan cuaca ekstrem berpotensi akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia selama sepekan mendatang.
“Memang ini masa transisi dari kemarau ke musim hujan. Dampak La Nina pun masih kuat di Indonesia. Termasuk di Kalsel,” ucap Fahruraji, Kepala Pelaksana BPBD Banjarmasin, saat ditemui di balai kota, Senin (10/9) pagi.
Oleh karena itu, menurutnya, perlu kewaspadaan untuk menghadapi prediksi cuaca ekstrem tersebut. Mengingat bencana seperti banjir atau tanah longsor, bisa saja terjadi selama cuaca ekstrem itu berlangsung.
“Kita imbau kepada warga kalau tidak ada kepentingan yang mendesak jangan keluar rumah. Karena angin ribut yang mengakibatkan pohon tumbang dan lainnya bisa saja terjadi,” katanya.
Ia menekankan, ancaman banjir menjadi yang paling diwaspadai di Banjarmasin selama cuaca ekstrem. Pasalnya, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dan durasi lama kerap mengakibatkan genangan atau banjir.
“Jangan sampai peristiwa banjir awal 2021 lalu terjadi lagi. Air dari daerah hulu masuk ke Banjarmasin,” tekannya.
“Biasanya curah hujan sedang hingga tinggi ini sepaket dengan kejadian angin ribut,” sambungnya lagi.
Lantas, bagaimana kesiapan BPBD menghadapi berlangsungnya cuaca ekstrem? Sama seperti sebelumnya, pihaknya telah bersiap dari segi personel maupun peralatan untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
“Semua daerah kita anggap rawan. Terutama di daerah bantaran sungai, mereka yang akan pertama terdampak langsung,” jelasnya.
Meski demikian, ia menyebut bahwa sejauh ini keadaan di kota berjuluk seribu sungai itu masih aman. Walaupun saat banjir rob pada 4-9 Oktober lalu terjadi genangan di sejumlah kawasan, namun ketinggian air masih dalam tahap wajar, yakni sekitar 5 cm.
“Kita mesti lebih waspada. Karena pada tahun ini tidak terjadi kemarau,” tukas Fahruraji. dwi
