Rabu, September 17, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Backlog Perumahan Jadi Membengkak

by matabanua
6 Oktober 2022
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2022\Oktober 2022\7 Oktober 2022\7\7\7\Foto hal Ekonomi  (07-10)\master 7.jpg
KEBUTUHAN RUMAH – Adanya kenaikan suku bunga acuan selama 2022 ini telah memberikan dampak yang sulit bagi pengusaha, termasuk para pengembang perumahan. Akibatnya mereka harus menahan diri, yang membuat membengkaknya backlog perumahan.(Foto:mb/web)

JAKARTA – Bank Indoneia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada Agustus dan September 2022.

Ternyata kenaikan bunga acuan ini akan berdampak kepada gap antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia.

Artikel Lainnya

D:\2025\September 2025\17 September 2025\7\fwq.jpg

Harga Beras Naik di 109 Daerah

16 September 2025
D:\2025\September 2025\17 September 2025\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Beberapa Harga Komoditas Pangan Melebihi HET

16 September 2025
Load More

Kepala Divisi Subsidized Mortgage Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Mochamad Yut Penta menjelaskan, angka backlog perumahan mencapai 12,75 juta. Jumlah ini berdasarkan Survei Sosial konomi Nasional (Susenas) 2020.

Kondisi ini diperparah dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang aktif dilakukan oleh banyak bank sentral merespons lonjakan inflasi global. Termasuk Bank Indonesia yang kembali mengerek suku bunga acuan menjadi 4,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan ini akan berdampak kepada kenaikan bunga kredit properti. Bisa jadi pengembang menahan diri untumembangun properti karena tingginya bunga kredit properti seperti kredit modal kerja ataupun kredit investasi. Sehingga, berpotensi meningkatkan jumlah backlog perumahan di Indonesia.

Permasalahan lainnya, nilai APBN masih terbatas dalam mendukung penyediaan rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Adapun sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan backlog ini dengan mendorong sumber alternatif baru ntuk pembiayan sektor perumahan bagi MBR. Misalnya dengan Dana Tapera, Bank, dan PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.

Langkah lainnya, perubahan konsumsi hunian bersubsidi sesuai kelompok masyarakat dari hunian tapak menjadi hunian vertikal di perkotaan. Hal ini untuk menekan biaya pengadaan tanah untuk pembangunan rumah.

Sebagai upaya mengurangi backlog perumahan dan menyediakan rumah layak huni, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan kyat (PUPR) pada periode 2015-2019 telah membangun 4,8 juta unit rumah melalui Program Sejuta Rumah.

Untuk kelanjutan program ini selama 2020-2021 telah mencapai 1,9 juta unit rumah. Dengan demikian, total capaian pembangunan rumah 2015-2021 dalam Program Sejuta Rumah sebanyak 6,7 juta unit rumah.

Hingga 2024 mendatang, ditargetkan akses rumah layak huni meningkat dari semula 56,7 persen pada 2020 menjadi 70 persen di 2024.lp6/mb06

 

 

Tags: APBNBacklog PerumahanKepala Divisi Subsidized Mortgage LendingMB SMFMochamad Yut Penta
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA