Sabtu, Juli 12, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Migrasi ke Kendaraan Listrik Perlu Disertai Insentif

by matabanua
6 Oktober 2022
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2022\Oktober 2022\7 Oktober 2022\7\7\7\Foto hal Ekonomi  (07-10)\hal 7 - 2 klm (Kanan).jpg
(Foto:mb/web)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penggunaan kendaraan listrik sebanyak dua juta kendaraan pada 2025. Untuk mengakselerasi hal tersebut, diperlukan kebijakan-kebijakan insentif kepada masyarakat agar mereka mau beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.

“Harus dengan insentif. Artinya ada pengurangan pajak atau insentif-insentif lain, (seperti) bisa lebih bebas ganjil-genap. Jadi mendorongnya dengan kebijakan-kebijakan. Tidak bisa hanya bilang `ayo dong sadar lingkungan’. Menurut saya itu tidak cukup,” kata Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono seusai diskusi B20 bertajuk “Ready to eMove” di Jakarta.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\7\7\master 7.jpg

Rumah Subsidi 18 Meterpersegi Batal Dibangun

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 kklm (KIRI).jpg

Harga Beras Mahal, Cabai Makin Pedas

10 Juli 2025
Load More

Diaz menjelaskan, kegiatan yang menjadi rangkaian kegiatan B20 Indonesia 2022 itu diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden terkait target penggunaan dua juta kendaraan listrik pada 2025 mendatang.

Menurut dia, di Indonesia, lebih banyak orang yang memiliki sepeda motor daripada mobil. Untuk perusahaan motor listrik sendiri saat ini sudah ada 35 perusahaan yang mampu memproduksi satu juta unit per tahun.

“Dibanding mobil, baru ada tiga perusahaan produsen mobil listrik dengan kapasitasnya baru sekitar 14 ribu unit per tahun. Dari segi harga, motor listrik itu lebih murah. Lebih terjangkau daripada mobil listrik,” kata dia.

Melihat data tersebut, Diaz mengatakan, transisi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik dapat lebih cepat apabila berfokus pada motor.

Dia juga hendak mempromosikan hal itu kepada perusahaan-perusahaan transportasi dan ekspedisi agar target tersebut dapat lekas tercapai. Menurut dia, sudah ada perusahaan transportasi dan ekspedisi yang berkomitmen membantu pencapaian target tersebut.

“Dengan bantuan dari perusahaan-perusahaan transportasi dan ekspedisi kita bisa lebih cepat mencapai target yang dietapkan okeh Bapak Presiden,” jelas dia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, upaya pemfokusan migrasi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik pada motor bisa menjadi game changer.

Menurut dia, saat ini ada sekitar 133 juta pengguna motor di Indonesia. Apabila migrasi dilakukan terhadap setengah jumlah kendaraan motor, sudah pasti akan menurunkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan anggarannya dapat dialihkan untuk membangun bangsa.

“Motor adalah satu jumlah pengguna yang banyak, 133 juta. Jadi ini bisa dikatakan game changer. Tidak usah 133 juta, begitu separuhnya saja, itu akan terjadi penurunan subsidi,” kata Budi. rep/mb06

 

 

Tags: Budi Karya SumadiKendaraan ListrikMenteri PerhubunganPresiden Joko Widodo
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA