
Pada tanggal 3 September 2022, pemerintah secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan BBM yang sangat terasa adalah pada jenis bahan bakar yang umum dipakai masyarakat seperti pertalite, pertamax dan solar. Menurut pemerintah, kenaikkan harga BBM ini tidak bisa dihindari lagi karena beberapa hal, yakni (1) harga minyak duia yang terus merangkak naik, (2) subsidi bbm yang dinikmati olah kelompok yang tidak tepat sasaran.
Dampak dari kenaikan harga BBM di Indonesia mulai dirasakan hingga wilayah Kalimantan Selatan. Berdasarkan rilis BPS Provinsi Kalimantan Selatan, pada bulan September Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 1,42 persen. Angka ini tercatat sebagai angka tertinggi selama tahun 2022, bahkan sejak tahun 2014, angka Inflasi bulan September merupakan yang tertinggi. Lantas bagaimana mengurai inflasi di bumi antasari ini?
BBM adalah penggerak perekonomian
Seperti yang kita ketahui bersama, dalam perputaran roda perekonomian modern saat ini, penyebarluasan barang dan jasa secara aman dan cepat sangat diperlukan. Salah satu yang mempercepat perputaran barang dan jasa tersebut adalah dengan terbentuknya sistem distribusi melalui transportasi yang semakin cepat. Pendistribusian barang ke pelosok-pelosok wilayah di Kalimantan Selatan memerlukan transportasi yang luas. Perjalanan masyarakat di dalam maupun keluar wilayah Kalimantan selatan juga memerlukan transportasi yang cepat dan aman.
Transportasi menjadi pemeran utama dalam pergerakan ekonomi di Kalimantan Selatan. Bayangkan saja, harga BBM yang dinaikkan, menjadikan ongkos transportasi mau tidak mau akan terdongkrak mengalami kenaikan. Fenomena ini sudah dijelaskan oleh BPS Kalimantan Selatan, dari 1,42 persen inflasi yang terjadi di bumi antasari, 0,88 persen diantaranya merupakan andil dari kelompok transpportasi. Dapat dibayangkan, dampak kenaikan BBM di Kalimantan Selatan dapat melambungkan angka inflasi di Kalimantan Selatan.
Multiplier effect kenaikan harga BBM
Multiplier effect atau efek berganda merupakan dampak yang akan berkembang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh suatu aktivitas ekonomi. Kenaikan harga BBM dapat memberikan efek yang berantai pada kenaikan komoditas lainnya. Sebagai contoh mendasar, kenaikan BBM mengakibatkan kenaikan pada kenaikan angkutan umum, maupun angkutan barang. Dampak naiknya angkutan barang, mau tidak mau akan menambah biaya untuk pendistribusiannya, dan pada akhirnya akan mebuat barang-barang tersebut juga menjadi lebih mahal efek meningkatnya biaya angkutan barang tersebut.
Dalam keterangannya, BPS Kalimantan Selatan menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM berakibat pada kenaikan harga di kelompok transportasi. Tiga dari empat subkelompok pengeluaran transportasi tercatat mengalami inflasi, yakni pembelian kendaraan sebesar 1 persen, pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 14,79 persen, dan jasa angkutan barang sebesar 17,19 persen.
Tak dapat dipungkiri, kenaikan harga BBM akan berkorelasi erat dengan kenaikan harga barang. Oleh karena itulah, kenaikan harga BBM ini akan memberikan dampak yang sangat luas bagi kenaikan harga barang-barang lain, karena barang-barang memerlukan transportasi untuk disebarluaskan hingga ke pelosok-pelosok.
Peran Penting Pemerintah Daerah dalam Gejolak harga BBM
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, konsekuensi dari meningkatnya harga BBM telah memberi efek luas pada distribusi barang dan harga kebutuhan pokok. Hal ini akan sangat dirasakan oleh masyarakat menengah kebawah. Menurut fenomena yang ada saat ini, kenaikan harag BBM setidaknya akan mengganggu pada beberapa hal, yakni harga barang yang terus merankak naik, daya beli masyarakat yag cenderung akan menurun, kemiskinan akan terus meninkat, pengangguran akan semakin bertambah, dan masyarakat dengan usaha yang relatif kecil akan terancam eksistensinya.
Melihat dampak buruk yang akan mengintai, diperlukan kebijakan yang tepat dan akurat oleh pemerintah daerah. Sebagai pemangku kebijakan pemerintah daerah memiliki kepekaan yang tinggi untuk menjaga statbilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di bumi antasari. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menjaga kondisi msyarakat agar tetap tenang dengan terus melakukan komunikasi publik yang baik. Hal ini tentunya dirasa perlu karena masyarakat perlu kepastian dalam gejolak kenaikan harga, sehingga harus dikomunikasikan dengan baik.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah adalah mempererat koordinasi tim pengendalian inflasi daerah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Inflasi bukan hanya merupakan tangguang jawab satu pihak, akan tetapi merupakan beban bersama yang ahrus dipikul dan ditanggulangi bersama untuk kesejahteraan masyarakat di Kaliamntan Selatan yang lebih baik.
Langkah ketiga yang bisa dilakukan adalah melakukan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan BBM subsidi, sehingga lebih tepat sasaran. BBM subsidi sejatinya dinikmati oleh masyarakat yang tidak mampu, namun hingga saat ini masih terjadi ketidak tepat sasaran penggunaan BBM. Hal ini perlu campur tangan pemerintah daerah untuk ikut mentertibkan penggunaan BBM subsidi.
Langkah terakhir yang bisa dilakukan pemerintah daerah adalah dengan melakukan operasi pasar. Kenaikan harga barang pokok stidaknya bisa diredam dengan adanya operasi pasar murah. Hal ini sudah terbukti cukup efektif ketika terjadi kenaikan harga minyak goreng. Operasi pasar murah akan memberikan keringanan beban bagi masyarakat yang kurang mampu untuk terus mencukupi kebutuhan hidupnya.
Kenaikan harga BBM sudah terjadi, dan sekarang tugas kita bersama-sama untuk bahu membahu memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang makmur sejahtera adalah cita-cita bersama masyarakat bumi antasari tercinta.