
BANJARMASIN – Memasuki usia ke-496, Kota Banjarmasin terus berkembang pesat. Hal ini tercermin dari bangkitnya perekonomian di kota berjuluk Seribu Sungai itu, pascapandemi Covid-19 pada 2020 silam.
Proses perkembangan ini juga tidak lepas dari keseriusan Pemerintah Kota Banjarmasin, dalam melaksanakan pembangunan fisik maupun sumber daya manusia (SDM).
Dari aspek ekonomi, faktanya dapat dilihat hampir di tiap sudut Kota Banjarmasin berbaris para pedagang yang merupakan kelompok usaha mikro, usaha menengah, hingga usaha makro. Hal ini merupakan simbol atau lambang dari sebutan Kota Banjarmasin Bandar Perdagangan dan Jasa.
Terbaru, dua lokasi yang menjadi magnet tumbuhnya ekonomi, yaitu Kawasan Kota Lama. Kawasan yang dulunya dipenuhi dengan bangunan gedung-gedung tua dan terbengkalai ini, disulap Pemerintah Kota Banjarmasin menjadi destinasi wisata kuliner yang menarik, termasuk kawasan ujung Kota Lama atau ex KWM di depan maskot Bekantan, yang akan di kerjasamakan dengan pihak swasta untuk dibenahi, dengan konsep Tepian Sungai atau River Side Banjarmasin.


Kemudian, Kampung Ketupat meski masih proses penataan, kawasan ini diyakini akan menjadi magnet ekonomi lainnya. Sebab, di kawasan tersebut bakal dibangun semacam foodcourt, sehingga bisa dimanfaatkan pengunjung bersantai sambil menikmati kuliner dan sebagainya yang ditawarkan para pelaku usaha.
Dua kawasan yang berada berdekatan dengan jantung kota ini menjadi lambang menolak lupa, Kota Banjarmasin merupakan Bandar Perdagangan dan Jasa. Meskipun beberapa waktu lalu sempat terdampak pandemi Covid-19, namun perlahan tapi pasti kota ini tumbuh dan terus berkembang.
Terlebih di bawah kepemimpinan H Ibnu Sina dan H Arifin Noor sebagai Walikota dan Wakil Walikota, Banjarmasin kian menunjukkan jati diri, di samping penciptaan Wira Usaha Baru (WUB) yang terus digalakkan, wadah atau sarana menunjang keberlangsungan WUB itu pun terus bertambah melalui berbagai macam upaya, salah satunya seperti kolaborasi Pentahelix yang sering digaungkan kedua pucuk pimpinan tersebut.


Selain itu, aspek lainnya yang bernilai historis dan masuk ke dalam tiga program prioritas, yakni pengembalian sungai sebagai water front city, terus berupaya diwujudkan.
Jika beberapa tahun lewat dibangunnya Kampung Hijau dan Kampung Biru, yang berisi rumah-rumah atau bangunan penduduk setempat menghadap ke sungai, penataan Kawasan Kumuh Muara Kelayan RK3 Kelayan Barat adalah model kolaborasi Pemko Banjarmasin dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR (Dirjen Cipta Karya, Dirjen Perumahan, dan Dirjen SDA), yang menjadi 1 dari 3 best practice di Hari Habitat 2022, yaitu RK3 Kelayan Barat Banjarmasin, Kota Lama Semarang. dan Kawasan Heritage Medan.
Kali ini, pemanfaatan sungai dalam kehidupan warga juga terus digerakkan. Diawali dengan sejumlah kegiatan atau event oleh Pemerintah Kota Banjarmasin yang menjadikan sungai sebagai tempat pergelaran
Selain itu, penataan kawasan yang berada di bantaran sungai juga terus dilaksanakan, mulai dari pembersihan, normalisasi, hingga pembenahan fasilitas wisata berbasis sungai.
Di sisi lain, Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan wisata sungai, dengan konsep waterfront city, seperti di Istanbul, Turki, dan Bangkok Thailand.
“Banjarmasin ini adalah Kota Seribu Sungai. Jadi sungai ini harus kita gunakan sebagai beranda kita,” katanya saat berkunjung ke Banjarmasin beberapa waktu lalu. hum