
MARTAPURA – Kini Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam semakin memikat hati wisatawan dan wisata andalan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan ini sekarang dilengkapi hadirnya olahraga yang memacu adrenalin yakni paralayang dan gantole.
Wisata paralayang di Tahura Sultan Adam ini merupakan salah satu upaya peningkatan sektor wisata yang dapat menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) di Kalsel dari sektor kehutanan.
Peresmian spot wisata udara paralayang dan gantole ini pun dilakukan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor atau biasa disapa Paman Birin dan istri Hj Raudatul Jannah ditandai penekanan tombol sirine di Tahura Sultan Adam, Mandiangin, Sabtu (24/9) pagi.
Menurut Paman Birin, saat ini Kalimantan Selatan tengah berupaya melakukan transformasi ekonomi dari sumber daya tak terbarukan menuju sumber daya terbarukan.
“Kita saat ini kita tengah berupaya melakukan transformasi sumber daya alam tak terbarukan ke sumber daya terbarukan seperti pertanian, peternakan dan pariwisata,” ucap Paman Birin.
Diakui Paman Birin, kawasan Tahura Sultan Adam dan sekitarnya merupakan salah satu pilihan terbaik untuk berwisata. “Kalau orang Jakarta mau ke puncak ya ke Bogor, kalau orang Bandung mau puncak ke Lembang. Kalau orang Kalsel mau berwisata ya ke Tahura dan sekitarnya,” kata Paman Birin.
Turut hadir dalan peresmian itu Ketua DPRD Provinsi Kalsel, H Supian HK, Danrem 101 Antasari, Brigjen TNI Rudi Puruwito, Danlanud Syamsudin Noor, Kolonel Pnb Vincentius Endy Hadi Putra, Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Herbiyantoko, M Tr Hanla serta sejumlah tamu undangan lainya.
Dijamin Aman dan Nyaman
Pasca diresmikan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, olahraga udara paralayang dan gantole di kawasan Tahura, Mandiangin, Kabupaten Banjar terbuka bagi siapa pun warga Banua, bahkan Indonesia untuk datang ke Mandiangin.
Ajakan itu pun bukan tanpa alasan karena olahraga udara ini dijamin aman dan nyaman karena telah melalui observasi dan kajian matang dari komunitas Merapi Wasaka Paralayang.
“Insya Allah, aman dan nyaman untuk digunakan karena semua telah dilakukan observasi dan kajian matang dari Komunitas Merapi Wasaka Paralayang,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Hj Fatimatuzzahra.
Diungkapkan Fatimatuzzahra, wisata paralayang di Tahura Sultan Adam ini merupakan salah satu upaya peningkatan sektor wisata yang dapat menyumbang PAD di Kalsel dari sektor kehutanan.
“Kita akan terus mengembangkan potensi-potensi ekowisata yang ada di Tahura Sultan Adam untuk meningkatkan penerimaan daerah melalui sektor kehutanan dan dengan adanya paralayang ini tentunya besar harapan kita bisa membuat nama Tahura Sultan Adam Kalimantan Selatan semakin maju,” ungkap Fathimatuzzahra.
Disampaikanya, Tahura Sultan Adam menargetkan pendapatan sebesar Rp3 miliar pada tahun 2022. Hingga bulan September 2022 sudah Rp2,9 miliar. “Kami optimis dengan dukungan Bapak Gubernur, Tahura akan melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan,” katanya.
Menurut Ibu Aya (sapaan akrabnya), pada tahun 2023 Tahura Sultan Adam menaikan target menjadi Rp5 miliar. “Pada pada tahun 2023 kami akan menargetkan Rp5 miliar, menuju Rp10 miliar,” katanya.
Disampaikanya, Tahura Sultan Adam mempunyai 34 obyek wisata, saat ini yang bisa dioptimalkan baru Mandiangin dan Bukit Batu Sungai Luar. Masih ada 30 obyek wisata yang perlu dioptimalkan.
Dikatakanya, melalui program revolusi hijau yang digelorakan Gubernur Kalsel, Tahura Sultan Adam juga menjadi penanaman rehab DAS terbesar di Indonesia.
“Melalui program revolusi hijau Pak Gubernur, Tahura Sultan Adam menjadi lokasi penanaman rehab DAS terbesar di Indonesia yakni dari 33 ribu hektar yang ditanam di Kalsel, 24 ribu ditanam di kawasan Tahura,” katanya. syh/adpim/ani