
BANJARMASIN – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tampaknya sudah benar-benar berimbas pada sejumlah harga komoditas kebutuhan pokok (Bapok) di Banjarmasin yang telah mengalami kenaikan.
Ayam pedaging atau ayam potong misalnya yang dalam beberapa waktu belakangan harganya sudah naik cukup drastis.
Setidaknya itulah pengakuan Lalita, seorang warga Komplek Rahayu, Kecamatan Banjarmasin Timur saat membeli ayam di pasar Kesatrian, di Jalan Veteran. “Ayam yang paling besar harganya sudah Rp60 ribu dari biasanya Rp52 ribu,” ucap wanita 26 tahun itu.
Berdasarkan informasi yang ia dapat, kenaikan harga ayam ini sudah terjadi di tingkat produsen, hal itu juga tak lepas imbas dari naiknya harga BBM. “Kata pedagang biaya angkutnya sudah naik sehingga harga modal pun juga ikut naik,” ungkapnya.
Kenaikan harga ayam rupanya juga dibenarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banjarmasin.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disperindag Kota Banjarmasin, Rakhman Norrahim tak menampik kondisi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok tersebut.
“Untuk ayam pedaging dari harga Rp23 ribu, kini sudah tembus harga Rp42 ribu per kilogram, tak terbendung,” ucapnya.
Ia menyebutkan, bahwa kenaikan harga ayam ini murni imbas dari kenaikan harga BBM, dimana terjadi penambahan biaya angkut. “Murni faktor harga BBM, karena pedagangnya langsung yang bilang,” tandasnya.
Selain ayam pedaging, kenaikan harga juga terjadi pada beras sekitar Rp2 ribu per liter. Baik untuk jenis beras usang, unus mutiara dan siam. “Naik sekitar Rp2 ribu dari harga normal Rp10 ribu per liter,” jelasnya.
Dalam hal ini, pihaknya berencana menggelar pasar murah pada Oktober mendatang di tiap kecamatan. Namun yang dijual yang hanya berupa minyak goreng dan gula.
“Kita tidak bisa menjual telur, ayam atau beras, karena tidak bisa bertahan lama, tapi multiplayer efek dari pasar murah bisa membantu warga seperti subsidi sebesar Rp20 ribu yang diberikan dari komoditas yang dijual di pasar murah, bisa digunakan membeli ayam atau beras,” tuntasnya. dwi/ani