
BANJARMASIN – Wakil Ketua DPRD Kota Banjarnasin Matnor Ali selaku Ketua Badan Anggaran DPRD, terpaksa memending rencana pembahasan anggaran PUPR kota Banjarnasin.
Matnor menginginkan PUPR mengembalikan lagi rencana penggunaan anggaran tahun ini. “Harus diperbaiki lagi, karena ada yang bergeser,” katanya, di sela rapat Banggar, Senin (29/8).
Menurut politisi asal Golkar ini, dari sekian kegiatan PUPR, ada beberapa yang tergeser. “Dari 70 kegiatan di PUPR banyak yang bergeser, seperti jembatan, infrastruktur, nilai yang bergeser juga mirip,” katanya.
Selain itu, diketahui juga pergeseran proyek jembatan apung terulang yang rencananya siring piere tendean yang menyatu dengan siring sungai baru.
Semestinya, lanjut Matnor, jika selama satu semester sejak APBD disahkan sudah ada realisasi meski belum rampung.
“Persepsi saya selama enam bulan PUPR tidak ada kegiatan, analoginya seperti itu. Harusnya pagu anggaran Rp 1 miliar, pergeseran anggaran Rp 500 juta, artinya yang terpakai 500 juta,” jelasnya.
Menurutnya lagi, pihaknya tidak ingin data yang ditampilkan dalam rapat nanti menimbulkan multi tafsir sehingga dewan meminta PUPR untuk menyempurnakan kembali anggarannya.
Tak hanya itu, ia juga memberikan peringatan pada PUPT agar jangan sekali-sekali menggeser anggaran suatu kegiatan dengan beda kegiatan, apalagi digeser dengan beda program. “Sangat berbahaya. Boleh saja menggeser kegiatan, tapi tetap dalam satu program, “ tegasnya
Matnor mengatakan, jika berani merubah program kegiatan sama saja merubah RPJMD. Apabila ada penambahan atau pengurangan maka RPJMD harus direvisi. “Tidak diperbolehkan seenaknya menggeser, boleh saja menggeser tapi tetap dalam satu kegiatan, itu pun harus disetujui dengan dewan pembahasan di perubahan,” ujarnya.
Sementara, Kadis PUPR Suri Sudarmadyah ditemui usai rapat, menyatakan sudah meminta kepada jajarannya untuk segera merevisi data-data yang diminta Banggar. “Tentu akan kami perbaiki,” ucapnya.
Ia juga tak menapik jika dewan lebih tegas oleh karena proyek jembatan apung sehingga semuanya menjadi lebih teliti dalam pembahasan anggaran.
“Ada kesepahaman dari awal lebih mudah, daripada sudah jalan ternyata tidak sepaham, malah susah,” kata wanita yang akrab dipanggil Ibu Yayah ini. via