BANJARMASIN – Kasus ekploitasi dan kekerasan terhadap anak secara berulang mencuat di Kota Banjarmasin. Walikota H Ibnu Sina pun langsung angkat bicara.
Kasus itu bermula pada 2021 lalu, ketika beredar video viral dugaan eksploitasi terhadap anak di Kelurahan Sungai Baru, Banjarmasin Tengah oleh kedua orangtuanya.
Dari informasi, seorang anak perempuan berinisial K yang baru berumur 5 tahun, dipaksa orangtuanya mengemis hingga berjualan roti.
Menurut Ibnu, kasus bocah perempuan itu sudah pernah ditangani Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin pada November 2021 lalu.
“Seluruh perangkat kelurahan, Dinsos dan DP3A sudah melakukan kunjungan ke rumah korban dan melakukan pendekatan personal untuk mengetahui kondisi sang anak,” ujar Ibnu saat konfrensi pers di Balai Kota, Rabu (24/8).
Kemudian, pada 2 Desember 2021, seluruh stakeholder terkait, memberikan edukasi kepada orangtua korban.
“Orangtua korban juga diminta menandatangani surat perjanjian untuk tidak melakukan kekerasan lagi kepada anak, baik secara fisik, psikis, ekonomi maupun seksual,” jelasnya.
Namun, pada Juni 2022, pemko kembali mendapat laporan serupa. Bahkan, si anak atau K mendapat kekerasan fisik yang dilakukan oleh sang ibu.
Ibnu membeberkan, kekerasan kepada K terjadi di saat sang ibu berada di bawah pengaruh minuman keras. Kemudian tim yang terdiri atas perangkat kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Dinsos, DP3A, bergerak cepat untuk menindaklanjutinya. Pemantauan harian juga terus dilakukan oleh kelurahan.
“Setelah dilakukan tindakan, sepertinya yang harus diterapi adalah orangtuanya, terutama ibunya,” ujar walikota dua periode ini.
Lantas, apa langkah konkrit Pemko Banjarmasin untuk melindungi anak tersebut? Ibnu Sina menegaskan, Pemerintah Kota terus memberikan pendampingan dan upaya perlindungan bagi anak.
Rencananya pihak Pemko akan menggandeng BNN untuk menghilangkan pengaruh narkoba bagi sang ibu. Kemudian, untuk sang ayah diberikan pembinaan agar tidak memukul dan melakukan kekerasan lainnya terhadap anak.
“Ini sudah lama, kejadian tahun 2021. Saya juga tidak mengerti kenapa ini berulang. Yang pasti kita akan terus menangani. Dalam kacamata kami, ibunya harus ditangani secara khusus dan ayahnya juga, apakah nanti dengan BNN untuk menghilangkan pengaruh narkobanya. Kemudian, ayahnya perlu dilakukan pendekatan supaya jangan lagi memukul anaknya. Ini masih jadi PR bagi kita bersama,” tutupnya. dwi
