Kamis, Juli 10, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Merdeka Dari Belenggu Perangkat 21

by matabanua
23 Agustus 2022
in Opini
0
D:\Data\Agustus 2022\2408\8\8\m irsyad suardi.jpg
oleh : Muhammad Irsyad Suardi (Sosiologi Agama UNAND)

Abad 21 merupakan abad banjir teknologi informasi dan kecepatan dunia klik. Satu sisi kita harus bersepakat bahwa tidak ada yang salah. Bahkan, berkat mereka dunia menjadi instan dalam melakukan berbagai pekerjaan. Laptop, smartphones, dan perangkat lainnya terkadang ia merupakan bala(malapetaka) pada keadaan tertentu. Sebab, ia (sebutan untuk hp, smartphones dan perangkat lainnya) telah memanipulasi kesadaran kita terhadap waktu yang seharusnya pekerjaan bisa selesai tapi menjadi tertunda gara-garanya.

Sadarilah wahai bangsa yang merdeka. Ia telah merenggut waktu yang tidak akan bisa hadir untuk kembali membersamai kita lagi. Ia membinasakan hari demi hari yang seharusnya produktif menjadi terhina gara-gara ia. Betapa tidak, barokah yang seharusnya mengisi hari-hari namun dibelenggu oleh kemampuan fitur yang selalu mengajak untuk bermain dengannya. Waktu ini selama kita masih terkuasai oleh perangkat tangan ini, maka akan sulit untuk memaksimalkan yang hal-hal yang memberi manfaat.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\8\Trubus Rahardiansah.jpg

Temuan Rekening Judol dan Keseriusan Pemerintah Prabowo Jaga Integritas Bansos

9 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\8\Fajar Riza Ul Haq.jpg

Yang Baru di Tahun Ajaran Baru: Urgensi dan Relevansi

9 Juli 2025
Load More

Maka pada momentum 77 tahun Indonesia merdeka ini, penulis mengajak terutama mengajak diri penulis sendiri dan mengajak warga yang membaca tulisan ini agar lebih irit dan pelit terhadap waktu yang masih kita berada didalamnya. Marahlah jika ia telah menggagalkan rencana yang telah kita schedule akan tetapi menjadi tertunda gara-gara ia. Betapa indah ungkapan dari tokoh besar Islam abad ke-14 lalu yang harum namanya diantara rentetan ulama Islam yang bernama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Syaikhul Islam berbicara terkait agar tidak menyia-nyiakan waktu sedetikpun “Ketahuilah, kalian hanyalah kumpulan hari, apabila sehari telah berlalu maka berlalu pula sebagian dari dirimu”.

Oleh karenanya, mari kita perhatikan lagi waktu yang telah kita lalui. Tanyakan kepada diri kita.

Apakah hari-hari yang telah lalu sudah berjalan on the track secara optimal untuk kita manfaatkan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat? Atau sebaliknya? Ia habis sia-sia dan terlempar begitu saja sedangkan umur terus bertambah dan uban terus bermunculan. Penulis sendiri khususnya menyadari sesadar-sadarnya betapa perangkat tangan ini telah menimbulkan kegelisahan dan kemarahan yang amat sangat apabila ia digunakan pada hal-hal yang tidak memberi manfaat dan mendatangkan kebaikan. Baik kita berprofesi sebagai akademisi, pejabat, pegawai, teknisi, mahasiswa dan sebagainya. Ia seolah-olah menjadi pedang yang harus dimanfaatkan untuk memotong apapun dengan segera. Apabila tidak dipotong (segera menyelesaikan pekerjaan) maka kita yang akan terpotong oleh waktu karena telah membiarkan ia terhinakan.

Sungguh beruntunglah dengan untung yang amat besar apabila seseorang mampu menguasai waktunya mengerjakan hal-hal yang bermanfaat untuk dirinya. Dan betapa jelek dan merugi yang sedalam-dalamnya apabila individu tertipu oleh angan-angan yang selalu menganggap masih bisa dikerjakan esok, esok dan esoknya. Celakalah ia, celakalah ia. Sebab seseorang tidak ada yang dapat memastikan apakah ia masih hidup esok hari atau tidak. Maka, berfikirlah wahai kaum yang memiliki akal sehat dengan pandangan yang jernih.

Tanda Orang Cerdas

Diantara kecerdasan seseorang yang hanya segelintir orang yang terhitung dalam kategori tersebut ialah mereka yang terus-menerus memaksimalkan waktu dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Ia terus mengupayakan secara sadar dan bersegera dalam mengambil langkah-langkah kedepan. Dalam merencanakan, dalam bersiap-siaga dan dalam setiap kondisi susah apalagi senang terhadap segala kemungkinan-kemungkinan waktu yang ia miliki. Maka, sungguh benarlah ucapan Nabi Muhammad dalam Hadits Shahih Nabi bersabda : “Diantara tanda kecerdasan seorang muslim ialah ia bersegera beramal dan mengingat kematian”(dengan sedikit perubahan redaksional).

Maksudnya ialah seorang dituntut untuk bersegera dalam melakukan berbagai kebaikan demi kebaikan, dan manfaat demi kemanfaatan. Masuk dari satu pintu kebaikan ke pintu kebaikan lainnya. Ia sangat paham betul betapa waktu yang saat ini masih ia rasakan tidak akan dapat berputar kembali. Ia paham dan sadar betul betapa waktu merupakan modal terbesar melebihi besarnya sebesar bongkahan gunung singgalang. Ia tidak bisa kembali dan tidak akan pernah bisa dibeli dengan bongkahan singgalang tersebut dengan bongkahan langit dan bumi.

Sadarilah wahai saudaraku sebangsa dan setanah air. Orang yang cerdas ialah orang yang tahu persis tujuan hidupnya. Kemudian mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi tujuan tersebut. Kemudian, ia menetapkan titik fokus pada hal yang akan ia kerjakan tanpa memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya.

Yang kedua, diantara tanda cerdasnya seseorang ialah ia segera menggunting angan-angan yang sedang melintas dibenaknya. Betapa banyak sekarang khususnya anak-anak muda yang terbelenggu dalam bayangan angan-angan. Ia berangan ingin menjadi ini, ingin memiliki ini, ingin mengusahakan ini dan seterusnya. Akan tetapi, ia hanya rebahan di kamar tanpa mengambil tindakan yang terukur dari dirinya. Sungguh, mereka ini sangat jauh tertipu oleh angan-angan dan khalayal semu yang selalu bersarang dikepalanya.

Oleh karena itu, sebagai individu yang merdeka sudah selayaknya kita tidak membiarkan diri tenggelam dalam perkara-perkara yang merugikan dan menenggelamkan waktu pada hal-hal yang tidak memiliki faedah. Pengetahuan, ilmu, pengalaman serta pengamalan mesti selalu setia menjadi langkah yang selalu menyertai. Baik itu disaat lapang, maupun sempit, disaat kaya maupun saat miskin, disaat muda maupun tua, disaat sehat sebelum sakit, disaat hidup sebelum matimu. Allahul Musta‘an.

 

 

Tags: MerdekaMuhammad Irsyad SuardiPerangkat 21Sosiologi Agama UNAND
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA