
Berita duka kembali menyelimuti kaum muslimin. Tangisan hingga jeritan saudara kita di palestina kembali terdengar ditelinga kita. Bagaimana tidak, Palestina kembali diserang oleh Ziones Israel sejak jum’at (5/8) lalu. Mereka membombardir Gaza tanpa ampun hingga setidaknya ada 41 orang syahid termasuk didalamnya seorang gadis kecil berusia lima tahun. (kompasiana.com/09/08/2022)
Dikutip dalam republika.co.id, serangan terjadi dengan klaim pihak Ziones Israel adalah sebagai upaya pencegahan. Namun hal tersebut di bantah oleh pihak Aqsa Working Group (AWG) dengan mengecam keras tindakan Ziones Israel itu.
“AWG mengutuk sekeras kerasnya atas agresi Ziones ini. serangan ini, sekali lagi membuktikan bahwa mereka adalah rezim dzalim yang tersisa yang harus dimusnahkan dari muka bumi,” tulis AWG dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Ahad (07/08/2022).
Jika berkaca sedikit kebelakang dimana gencatan senjata yang dilakukan oleh Ziones Israel terhadap Palestina ini sudah berlangsung lama. Dari tahun ke tahun bahkan hari ke hari, kita bisa melihat tidak ada perubahan besar yang baik di bumi Palestina. Umat tetap hidup dalam penindasan, korban juga terus saja berjatuhan setiap harinya. Meskipun bantuan logistik terus berdatangan, namun nasib saudara kita dipalestina masih saja seperti dahulu.
Padahal, penderitaan mereka sudah banyak diketahui oleh seluruh umat manusia seluruh dunia. Mereka pun merespon mulai dari kecaman hingga aksi solidaritas dilakukan dimana-mana. Mereka berusaha mendamaikan Ziones Israel agak tidak berulah lagi. Namun nyatanya, kita bisa lihat hari ini tidak ada yang berhasil mendamaikan melainkan membuat aksi keji mereka semakin menjadi-jadi.
Dari sini, seharusnya kita menyadari dengan betul-betul bahwa sebenarnya umat Islam Palestina bukan hanya membutuhkan bantuan logistik seperti makanan, pakaian, uang ataupun dukungan melalui kecaman-kecaman dari negeri lain. Namun lebih dari itu, yang justru mereka butuhkan saat ini ialah rasa aman dan kebebasan dalam menjalani kehidupan mereka dengan nyaman tanpa adanya intervensi dari manapun.
Oleh sebab itu, sebenarnya permasalahan yang terjadi di Al-Aqsa ini tidak layak hanya direspon dengan kecaman oleh OKI atau berharap bantuan dari PBB saja. Karena hakikatnya, permasalahan palestina adalah permasalahan umat Islam. Tanah palestina bukan hanya milik warga palestina saja melainkan milik kita kaum muslimin. Sudah seharusnya kita lebih peduli lagi atas penderitaan yang dialami saudara seiman kita disana dan menjadi keharusan pula untuk kita menjaga serta berupaya merebut kembali tanah pelestina dari tangan kafir penjajah.
Mereka sejatinya membutuhkan bantuan militer untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Sebab, yang menyerang mereka sudah masuk lingkup negara dengan negara, bukan lagi individu-individu. Palestina membutuhkan kekuatan yang sepadan untuk melawan ziones Israel. Namun sayangnya, negeri-negeri muslim saat ini yang memiliki kekuatan militer justru hanya berdiam dan menutup diri. Tidak ada satupun dari mereka yang mengirimkan bantuan militernya, melainkan hanya kecaman-kecaman saja.
Lebih mirisnya lagi, disaat ziones Israel kembali menyerang Palestina. Negeri muslim saat ini justru masih terus melanjutkan normalisasi hubungan diplomatik dengan Ziones Israel. Salah satunya dengan keikutsertaan Timnas U-19 Israel pada Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Indonesia tahun depan.
Pada akhirnya, kita sama-sama menyadari bahwa hanya sistem Islamlah yang mampu membebaskan Palestina dengan kekuatan militernya. Sistem Islam akan dengan sigap mengirimkan pasukan militernya dengan semangat ketaatan kepada Allah ta’ala. Sistem Islamlah yang mampu membebaskan warga Palestina dari genggaman kafir penjajah.
Dengan demikian, kemuliaan tanah palestina hanya akan kembali jika umat Islam bersatu dan penindasan serta kedzaliman ziones Israel akan berakhir. Dengan penerapan Islam secara kaffah di sebuah negeri maka palestina akan merasakan keamanan, kesejahteraan serta kedamaian di dunia ini. in syaa Allah, bi’idznillah. Wallahu’alam bisshawab.