
BANJARMASIN – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Selatan bertekad mengurangi kemiskinan di banua ini, yang sudah mencapai 3,49 persen.
Berdasarkan data BPS pada Maret 2022, angka kemiskinan terendah berada di Provinsi Bangka Belitung yakni 3,45 persen. Sedangkan Kalsel 3,49 persen disusul DKI Jakarta dan Bali.
Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Dr Ir Ariadi Noor MSi mengatakan, program prioritas daerah yang sudah dijabarkan dalam RPJMD terkait secara global perencanaan tahun 2023, untuk materi budget pendidikan 20 persen, kesehatan lebih 20 persen termasuk infrastruktur yang hari sudah minimal 40 persen.
Detail belanja ini yang mana target-target yang dipasangkan di RPJMD bisa tercapai, misalnya kondisi jalan infrastruktur sudah ada targetnya dengan dana sekian akan tercapai targetnya.
Kemiskian baru dirilis BPS Maret 2022 dimana Bangka Belitung nomor satu terendah yakni 3,45, dan Kalsel 3,49, serta di bawahnya lagi DKI Jakarta dan Bali.
“Bali itu kenapa miskinnya lebih banyak dari Kalsel, karena aktivitas ekonominya sedang lockdown. Kini pascapandemi Covid-19 ini ekonomi mereka membaik lagi kemungkinan kita bisa dilewati lagi,” ujar Ariadi Noor, saat ditemui usai rapat dengan Komisi III DPRD Kalsel di gedung dewan Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Rabu (10/8) malam.
Makanya, kata dia, dalam rapat tadi, pihaknya menggagas Perpres agar target itu bukan diabsolut dan relatif saja, tapi diektrim saja ditembak kalau dituntaskan bisa mencapai 1,6 persen dengan indikator orang difabel yang lebih baik.
Paling tidak dengan adanya upaya perbaikan perekonomian daerah dari berbagai macam sumber PAD, tentu saja akan membantu perbaikan ekomoi kerakyatan yang ada di Provinsi Kalsel.
“Untuk itu, Bappeda Kalsel bertekad untuk mengurangi kemiskinan di banua ini,” tegasnya. rds