Oleh:Zahra Kamila ( HST)
Hidup tanpa hp?? Kagak asyik lho…nggak rame bin sepi. Ya, seperti nggak ada kehidupan gitu lho. Nggak ada hiburan, nggak ada informasi, kuno en ketinggalan zaman. Lama- lama bisa gatek ni. Demikian barangkali celoteh sebagian anak zaman sekarang ngebayangin hidup tanpa hp.
But, hidup di zaman yang makin canggih ini, hp bukan lagi barang mewah. Ia kayanya udah menjadi kebutuhan utama layaknya sabun mandi en pasta gigi. Ya.. meskipun tidak semua orang punya. Jika bukan karena tidak punya uang atau karena tidak boleh ada. Alasannya karena lebih banyak madharatnya.
Nah, bagi kamu- kamu yang punya hp, hati-hati. Bila nggak, bisa-bisa apa yang ditampilin di layar hp itu nyesatin kita dan ngeracunin kita.
Usut punya usut, ternyata hp bukan hanya sebagai media informasi atau hiburan. Tetapi telah menjadi propaganda kapitalisme yang mengedepankan kebebasan, materealistis dan kesenangan. Kadang tidak sedikit yang menghina Islam dan umatnya.
Bahaya HP
HP bisa membius para pemegangnya. Membuat lupa tugas dan tanggungjawab. Ia ibarat sang kekasih tercinta. Pengennya lengket terus kaya perangko..! Terus tuh mainin hp. Kalo udah kecanduan bisa lupa sama Allah SWT. Padahal Allah SWT selalu menyuruh kita untuk terus berdzikir setiap saat. Bisa sambil berdiri, duduk atau sambil berbaring. Nah gimana kita bisa dekat sama Allah SWT kalo tiap saat kita ditemenin hp. Betapa hp telah menjadi bagian hidup dan menyita sebagian waktu kita. Bak sebuah sihir, ia menyedot perhatian dan merampas pikiran. Menyajikan petualangan dan berbagai impian. Pengaruhnya sedemikian kuat.
Bahaya lainnya kita perlu tau, dalam suasana persaingan bebas menayangkan apapun. Kesan mereka goreskan ke dalam otak yang melihatnya lewat tayangan film, hiburan, dan iklan yang lain dari yang lain. Erotisme, pornografi, horor, kenekatan dan benturan nilai adalah pisau-pisau citra paling ampuh untuk menggores kesan dalam ingatan penonton.
Hal ini banyak merisaukan para orang tua melihat anak-anaknya. Kalau di rumah banyak main hp nya daripada ngaji. Padahal dulu banyak para remaja yang khatam Al-Quran, apalagi bulan Ramadhan. Kalau sekarang, sangat jarang.
Memang benar, hp yang kini menjadi bagian dari keseharian hidup kita, ternyata sangat berperan dalam mempengaruhi masyarakat dan kehidupan.
Sikap kita jelas sangat khawatir. Melihat tayangan yang berbau mistik, pornografi, dan emosi berlebihan nggak ngajarin kita berfikir rasional. Tapi lebih banyak menghadirkan ilusi dan impian. Lebih- lebih tontonan tersebut akan mempengaruhi karakter anak – anak dan remaja. Dengan kekuatan hegemonik untuk menguasai kesadaran penonton, realitas yang disajikan dianggap sebagai realitas obyektif dan dianggap sebagai nilai yang berlaku di masyarakat.
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa selektif melihat tontonan. Lebih baik kita melihat tayangan yang jelas banyak manfaatnya daripada tayangan yang tidak baik. Berita, sains, film dokumenter, pengajian atau tayangan bisnis adalah beberapa tontonan yang bisa kita lihat. Untuk tayangan yang tidak baik itu kita tidak usah melihatnya.
Namun, dengan menghindari saja tidak cukup. Ada yang lebih penting dari itu. Yaitu kita terus membina aqidah dengan mengaji Islam dan mengamalkannya. Walhasil, dengan begini kita punya kepedulian yang besar terhadap perubahan masyarakat menuju masyarakat yang lebih beradab yaitu dengan kembali kepada syari’at Islam kaffah.