
BANJARMASIN – Sejumlah warga Jalan Batu Piring, Kelurahan Antasan Besar mengeluhkan adanya dugaan limbah cair yang mencemari tambak ikan.
Diduga kuat, limbah cair itu berasal dari berbagai aktivitas usaha yang tak jauh dari lokasi tersebut.
“Ini kejadian kedua. Sebelumnya juga pernah terjadi sebulan yang lalu. Ikan di tambak milik saya mati karena ada cairan seperti sabun dan bekas minyak,” ucap Saufian Iskandar, warga RT 12, saat ditemui di sela-sela pengecekan kondisi air di tambak miliknya. Selasa (26/7) pagi.
Ia menyebut, limbah cair yang masuk ke tambak ikan miliknya itu mengalir lewat selokan. Akibatnya, ia mengalami kerugian hingga Rp 1 juta.
“Selokannya harus dibenahi dan dibersihkan agar limbahnya tidak mengalir ke masyarakat,” harapnya.
Menindaklanjuti keluhan warga, Pemko Banjarmasin melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turun melakukan pengambilan sampel. Setidaknya ada dua titik pengambilan sampel, yakni di tempat pencucian mobil dan tambak milik warga.
“Kita lakukan pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium. Sekitar 14 hari akan keluar hasilnya,” ujar Adi Rahman, Fungsional Ahli Muda Pengendalian Lingkungan DLH Banjarmasin.
Menurutnya, kalau terbukti di atas baku atau pencemaran, maka akan ada teguran administratif kepada para pelaku usaha.
Ia membeberkan, ada beberapa dugaan indikasi asal limbah cair tersebut. Ketika jajaranya menelusuri selokan di kawasan tersebut, terlihat gumpalan lemak tertumpuk di saluran.
“Tidak hanya pencucian mobil, kami juga menemukan ada warung yang sisa minyaknya langsung dibuang ke selokan,” bebernya.
Ia juga telah menyarankan kepada pelaku usaha di sekitar kawasan itu, untuk menggunakan Grease Trap atau perangkap lemak.
“Kita sudah sarankan mereka menggunakan Grease Trap. Sehingga sisa minyak atau apa pun tidak dibuang langsung ke selokan,” pungkasnya.
Sementara, Lurah Antasan Besar, Rabiatul Adawiyah mengaku, akan menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk para pelaku usaha agar menggunakan perangkap lemak.
Pihaknya bersama warga setempat, juga akan melakukan pembersihan selokan yang tercemar. “Sebelumnya sudah pernah kita bersihkan selokan dari ujung ke ujung. Tapi mungkin karena pelaku usaha beraktivitas, lalu jadi tercemar lagi,” ungkapnya.
Anas, pegawai administrasi di salah satu pencucian mobil setempat, cukup terkejut dengan tuduhan limbah yang berasal dari tempat usahanya.
Mengingat di sekitar lokasi itu tidak hanya ada pencucian mobil, tapi juga banyak yang lain. Seperti usaha laundry, gorengan dan tempat makan.
“Pengelolaan limbah di tempat kita sudah sesuai standar. Kita buat penampungan sesuai saran dari DLH. Kita tunggu saja hasil pemeriksaanya. Kita siap membenahi kalau memang diminta,” jelasnya. Dwi