BANJARMASIN – Dalam kurun waktu kurang dari dua minggu, Jembatan Sulawesi 2 ditutup karena akan dilaksanakan proyek pembangunan konstruksi jembatan penghubung.
Penutupan Jalan Masjid Jami, Kelurahan Sungai Jingah dengan Jalan Sulawesi, Kelurahan Pasar Lama itu yang sudah mulai dijalankan.
Kepala Bidang Lalu Lintas, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin, Fepbry Ghara Utama mengatakan, penutupan akses jalan itu dilakukan lantaran konstruksi jembatan yang lama akan dibongkar.
Jembatan Sulawesi 1 yang berada di sampingnya, yang sebelumnya hanya dilalui satu arah dari Pasar Lama menuju Masjid Jami, akan digunakan sebagai akses lalu lintas dua arah.
“Jadi karena akan dilakukan pembangunan, arus lalulintas di Jembatan Sulawesi 2 itu dialihkan ke Jembatan Sulawesi 1,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media, Selasa (19/7) siang.
Ia menjelaskan, penutupan Jembatan Sulawesi 2 mulai diterapkan pada 27 Juli sampai dengan 31 Desember 2022 mendatang.
“Informasi dari Dinas PUPR memang sampai akhir Desember 2022, sesuai dengan masa kontrak pengerjaan jembatan,” katanya.
Pihaknya mulai melakukan rekayasa lalulintas, yang nantinya diterapkan di ruas jalan yang terkenal dengan kepadatannya setiap memasuki jam sibuk tersebut.
Meski akses Jembatan Sulawesi 2 ditutup, Fepbry menuturkan, di sisi Masjid Jami masih diberikan jalan kecil bagi kendaraan roda dua yang ingin menuju ke Sungai Miai dan AKT (Antasan Kecil Timur).
“Sedangkan kendaraan roda empat yang ingin menuju Pasar Lama diarahkan untuk memutar balik ke atas Jembatan Sulawesi 1. Begitu juga pengguna jalan yang keluar dari Jalan Pasar Lama, kendaraan roda dua maupun roda empat yang ingin menuju ke arah Masjid Jami kami arahkan lewat jembatan Sulawesi 1,” paparnya.
Fepbry mengakui, rekayasa lalulintas yang telah disiapkan tersebut masih belum baku, alias masih bisa berubah. Pasalnya, pihaknya masih belum mengetahui apakah rekayasa yang mengarahkan pengendara untuk putar-balik menaiki jembatan tersebut bisa diterapkan, tanpa berdampak terhadap arus lalulintas lainnya.
Karena itu, pihaknya akan melakukan simulasi penerapan rekayasa lalulintas tersebut pada H-1 penutupan.
“Dari simulasi itu kita bisa melihat apakah metode putar-balik ini bisa dijalankan atau malah membuat kemacetan,” kata Fepbry. Jika hasilnya malah membuat macet, maka besar kemungkinan akan kita ambil jalan lurus saja, tidak ada putar-balik ke jembatan.
Dalam penerapannya nanti, Fepbry memastikan pihaknya akan menempatkan petugas dishub yang standby untuk mengatur arus lalulintas di kawasan tersebut.
“Kita mengimbau kepada masyarakat Kota Banjarmasin untuk menghindari ruas jalan ke arah Jembatan Sulawesi dan mencari jalan alternatif lain supaya tidak terjebak kemacetan, terutama pada saat jam sibuk,” pungkasnya. Dwi
,
