Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Indonesia Dalam Situasi Risiko Resesi 3 Persen

by matabanua
13 Juli 2022
in Ekonomi & Bisnis
0

 

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap risiko resesi ekonomi yang dialami Indonesia sebesar 3 persen.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Skema LPG 3 Kg Satu Harga Mirip Pertamax

3 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

DPR Sebut Beras Stok Lama Bulog Berkutu

3 Juli 2025
Load More

Angka itu diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg. “Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3 persen,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (13/7).

Sementara, terdapat negara lain yang potensinya lebih dari 70 persen. Meski demikian, bukan berarti pemerintah terlena.

“Kami tetap waspada, namun pesannya kami tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan, dari fiskal, moneter, sektor finansial, dan regulasi lainnya, untuk memonitor itu (potensi resesi),” ujar Ani, sapaan akrabnya.

Sejauh ini, bendahara negara menilai ekonomi Indonesia masih cukup positif. Sebab, sektor keuangan RI lebih kokoh setelah kejadian krisis 2008-2009 lalu.

“Hal yang baik adalah semenjak krisis 2008-2009 krisis global, sektor keuangan kita relatif lebih prudent, sehingga mereka tangguh, NPL juga terjaga,” papar Ani.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan utang luar negeri pemerintah menurun. Begitu juga dengan utang korporasi yang semakin rendah.

“Artinya harus belajar dari krisis global 2008-2009, sektor korporasi, finansial, APBN, moneter, semuanya mencoba memperkuat diri sendiri pada saat hadapi risiko sekarang ini. Kita dalam situasi daya tahan masih lebih baik, makanya disebut rating lebih kecil,” beber Ani.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), utang luar negeri RI sebesar US$415 miliar pada akhir Mei 2022. Angka itu turun 4,9 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Lebih lanjut ia mengaku dunia memang sedang menghadapi potensi resesi di tengah lonjakan inflasi. Hal ini seiring dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan di beberapa bank sentral dunia.

“Pengetatan kebijakan moneter dalam bentuk kenaikan suku bunga dan likuiditas dan ini juga bisa menciptakan konsekuensi dalam bentuk resesi,” terang dia.

Selain itu, perang Rusia-Ukraina, kenaikan harga BBM hingga pangan juga membuat inflasi melonjak di sejumlah negara.

Ambil contoh, inflasi AS tembus 8,6 persen pada Mei 2022. Begitu juga Inggris yang mencatat inflasi lebih dari 9 persen. “Di Eropa, waktu itu bicara tentang selalu deflasi sekarang sudah di atas 6 persen. Jepang juga biasanya deflasi, sekarang inflasi. Jadi, kita tidak meremehkan ancaman inflasi itu,” katanya.

Beberapa negara, lanjut Ani, bahkan sudah tak kuat memikul beban ekonomi setelah bertahan dua tahun melawan pandemi covid-19. Hal itu terlihat dari berbagai indikator, seperti neraca pembayaran, neraca perdagangan, cadangan devisa. cnn/mb06

 

 

Tags: Menteri Keuanganresesi ekonomiRisiko ResesiSri Mulyani
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA