
JAKARTA – Menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Minggu 10 Juli 2022, sejumlah penjual hewan kurban sudah bertebaran di semua daerah.
Salah satunya penjual hewan kurban asal Cibiru, Bandung, Adriya Mediandri, mengatakan penjualan hewan qurban saat Idul Adha kembali normal pasca transisi pandemi covid-19. “Tahun, ini lumyan kembali ke normal,” kata Adria Rabu.
Namun, tahun ini ada yang berbeda. Sebab muncul penyakit mulut dan kuku hewan (PMK) terhadap hewan qurban. Hal tersebut menjadi salah satu gangguan bagi pedagang hewan seperti kambing dan sapi. Apalagi, masuk dalam momentum Idul Adha
Alhasil, kasus sapi yang terjangkit PMK menjadi semakin sering terdengar di berbagai daerah. Tentunya dikhawatirkan ini berpengaruh pada harga jual hewan tersebut.
Kendati demikian, hewan qurban yang dikelola Adriya tidak terjangkit PMK. Lantaran ada dokter khusus yang menangani pemeliharaan kesehatan sapi. “Yang saya kelola, alhmadulillah tidak ada, krena ada dokter khusus yang menangani, pemeliharaan dan kesehatan sapi,” ujarnya.
Namun tetap saja, adanya isu PMK membuat konsumen lebih selektif dalam membeli hewan qurban terutama Sapi. Sehingga, konsumen memilih beralih ke domba untuk menghindari PMK terhadap sapi.
“Ngaruh, konsumen makin ketat dalam pmilihan sapi, jadi banyak ke domba. Yang beli sapi yang benar-benar selektif yang ada surat sehatnya,” ujar Adriya.
Ia menuturkan, harga jual sapi dan domba di tempatnya cukup bervariasi. Mulai dari Rp 19,5 juta untuk berat 240-265 kg, hingga Rp40 juta untuk satu ekor sapi dengan berat 415 kg.
Sementara untuk kambing, harga paling ekonomis dikisaran Rp2,25 juta dengan berat 15-18 kg. Untuk domba kategori istimewa dengan berat lebih 37 kg dibanderol Rp 4,75 juta per ekornya. lp6/mb06