Selasa, September 16, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Bahaya Terlalu Sering Pakai, Earphone, Awas Tuli Mendadak

by matabanua
28 Juni 2022
in Opini
0

D:\Data\Juni 2022\2906\11\Halaman 1-11 Rabu\bahaya.jpg

Earphone menjadi perangkat yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Namun, pemakaian earphone berlebihan bisa berujung pada masalah kesehatan.

Artikel Lainnya

D:\2025\September 2025\16 september 2025\8\8\Fikril Musthofa.jpg

Peran Pesantren Membendung Narkoba

15 September 2025

Refleksi Hari Kesehatan Gigi dan Mulut

15 September 2025
Load More

Baru-baru ini, seorang gadis 18 tahun viral di TikTok karena disebut mengalami ‘stroke’ setelah sebelumnya mengeluhkan sakit telinga berkepanjangan. Diklaim bahwa salah satu penyebabnya adalah penggunaan earphone yang dilakukan setiap hari.

Merespons kabar tersebut, dokter spesialis saraf di Brawijaya Hospital Saharjo, Zicky Yombana mengatakan pada dasarnya penggunaan earphone tidak berhubungan dengan stroke.

“Kalau pemakaian headset [atau earphone] enggak bisa [menimbulkan stroke]. Pemakaian headset bisa menimbulkan kerusakan bulu getar, gendang telinga atau bagian struktur telinga lain,” kata Zicky pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Zicky menjelaskan, ‘stroke’ yang dialami gadis berusia 18 tahun ini sebagai sudden deafness atau tuli mendadak.

Tuli mendadak, disebut Zicky, bisa dipicu oleh penggunaan earphone atau headset. Earphone bisa merusak struktur telinga yang kemudian memicu tuli mendadak.

Sementara itu, jika pasien juga mengalami keluhan pendengaran dan gangguan keseimbangan seperti vertigo, hal ini berarti ada kerusakan yang terjadi di area pusat pendengaran pada otak atau nervus vestibulocochlearis (saraf pendengaran dan keseimbangan).

Zicky mengatakan, gangguan pendengaran sendiri terbagi ke dalam dua jenis. Yakni gangguan konduksi dan gangguan sensorineural.

Gangguan konduksi berarti gangguan pada struktur organ dalam telinga termasuk tulang pendengaran, rumah siput, dan gendang telinga. Karena ada gangguan pada struktur telinga, maka hantaran suara tidak bisa diterima dengan baik oleh otak.

Sementara pada gangguan sensorineural, konduktor atau jalur hantaran suara dalam kondisi baik. Namun, kerusakan sensor mengakibatkan sinyal suara tidak bisa diterimakan jadi bunyi di telinga.

Lantas, apa saja yang harus diperhatikan saat menggunakan earphone?

Zicky menyarankan masyarakat untuk memperhatikan volume dan durasi pemakaian.

“Kita pakai earphone enggak terlalu kencang tapi selama 4 jam, yah, sama saja. Atau kita menggunakan enggak lama tapi kencang banget [tetap berpotensi menimbulkan gangguan pendengaran],” ujarnya.

Zicky pun menyarankan agar penggunaan earphone dilakukan dengan bijak.

Selain durasi sewajarnya, pasang juga volume yang tidak berlebihan. Setidaknya, Anda masih bisa mendengarkan suara di luar bunyi yang didengar dari earphone atau tidak sampai noise isolated. web/ron

 

Tags: EarphoneHeadsetTuli
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA