JAKARTA – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terus meluas di Tanah Air. Per Selasa (21/6), total sudah 208 kabupten/kota dari 19 provinsi telah ditemukan adanya ternak terinfeksi.
Di sisi lain, capaian vaksinasi PMK terhadap ternak berkuku dua yang sudah dimulai Selasa (14/6) pekan lalu masih sangat rendah atau lambat.
Dalam catatan Kementerian Pertanian (Kementan), ternak yang telah divaksinasi dalam sepekan terakhir tercatat sebanyak 1.571 ekor. Sementara penambahan ternak yang terinfeksi dalam dua hari terakhir saja mencapai 4.510 ekor. Total yang terkena PMK per Selasa (21/6) sudah mencapai 214.991 ekor ternak, 1.242 ekor di antaranya mati.
Mengutip situs siagapmk.id, 67.693 dari total hewan ternak yang terpapar PMK sudah sembuh dan 1.266 ekor mati. Lalu, 1.924 hewan dipotong bersyarat dan 144.111 ekor belum sembuh.
Sejauh ini, PMK sudah mewabah di 19 provinsi dan 206 kabupaten/kota. Jawa Timur menjadi daerah dengan kasus terbanyak mencapai 83.491 hewan yang terinfeksi PMK.
Diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 31.845 ekor, Aceh 25.382 ekor, Jawa Tengah 25.129 ekor, Jawa Barat 23.476 ekor, dan Sumatera Utara 8.931 ekor.
Kemudian, hewan yang terpapar di Yogyakarta sebanyak 5.249 ekor, Sumatera Barat 3.775 ekor, Kepulauan Bangka Belitung 2.433 ekor, Kalimantan Barat 1.222 ekor, dan Banten 1.020 ekor.
Selanjutnya, Jambi 695 ekor, DKI Jakarta 610 ekor, Lampung 323 ekor, Kalimantan Selatan 347 ekor, Riau 225 ekor, Sumatera Selatan 348 ekor, Kalimantan Tengah 347 ekor, dan Bengkulu 257 ekor.
Menteri Koordinator Bidan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta distribusi vaksin dan vaksinasi bagi hewan ternak dipercepat. Dalam rakor pembahasan penanganan PMK, Muhadjir meminta agar percepatan distribusi vaksin mengutamakan daerah prioritas yang terkena wabah cukup parah.
“Sebaiknya percepatan pengadaan vaksin harus segera dilakukan, sebagaimana pemerintah kita menangani Covid-19, dan prioritaskan kepada daerah yang sudah terpapar PMK. Kita harus berburu vaksin, karena kita tidak bisa menunggu terlalu lama untuk mencegah penyebarannya,” kata Muhadjir.
Pada Jumat (17/6) pekan lalu atau sehari setelah 800 ribu dosis vaksin PMK tiba di Tanah Air, Presiden Jokowi meminta vaksin PMK segera disuntikkan kepada hewan ternak berkuku dua agar tak terinfeksi. “Ini yang juga cepet harus segera, kayak Covid-19 lagi, suntikkan cepet, cepet, cepet, supaya bisa lindungi sapi-sapi yang lain,” kata Jokowi.
Pemerintah diketahui telah mempersiapkan pengadaan tiga juta dosis vaksin PMK darurat. Pengadaan tahap pertama vaksin darurat sebanyak 800 ribu dosis dan tahap selanjutnya 2,2 juta dosis. Sebagian vaksin tahap pertama telah tiba pada Ahad (12/6) sebanyak 10 ribu dosis. Pengiriman vaksin berikutnya dari tahap pertama dengan total 800 ribu dosis tiba kembali di Indonesia pada Kamis (16/6).
Menurut Muhadjir, jumlah ini masih kurang untuk mengejar kekebalan kelompok. Setidaknya butuh 12,6 juta dosis vaksin untuk mencapainya. Jumlah tersebut dihitung dari 70 persen populasi ternak, khususya sapi yang paling banyak terinfeksi PMK.
“Populasi sapi di Indonesia saat ini sekitar 18 juta ekor. Maka, untuk mengejar herd immunity, paling tidak 70 persen sapi dari populasi harus sudah divaksin,” kata dia. dtc/mb06