JAKARTA – Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena hasil produk pertaniannya. Namun kenyataannya berbanding terbalik dengan kondisi harga sayur di dalam negeri yang kian hari kian mahal.
Para pedagang sayuran di Pasar Lokbin Muria, Jakarta Selatan mengeluhkan harga sayuran yang kian mahal. Mereka tidak tahu persis penyebab dari fenomena ini.
Salah seorang pedagang sayuran, Ari menjelaskan bahwa sejak Lebaran harga pangan naik turun, bahkan beberapa di antaranya bertambah mahal.
“Saya kira awalnya dulu itu karena sewaktu Lebaran yang dagang belum pada pulang, ternyata justru makin ke sini malah makin banyak yang naik,” ujar Ari.
Ari menambahkan harga cabai dan bawang merah masih sangat tinggi. Harga cabai merah keriting Rp 60.000 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp 50.000 per kg. “Ini nih yang palinng mahal. Cabai merah besar, sekarang di harga Rp 70.000. Biasanya hanya Rp 40.000,” ujar dia.
Tidak hanya cabai dan bawang merah, sayuran seperti sawi, kangkung, kacang panjang, buncis, dan pare juga naik 30%.
“Semuanya ini lagi mahal. Sawi hijau ini yang biasanya Rp 10.000 sekarang saya jual Rp 20.000, dua kali lipatnya malah,” tutur dia.
Pedagang sayur lainnya di pasar yang sama, Sum juga mengeluhkan tingginya harga pangan. “Waktu itu saja saya sempat beli sampai Rp 65.000 cabai. Itu harga belinya loh, jualnya berapa. Sekarang sudah turun lagi kemudian naik lagi,” ujar Sum
Sum menambahkan bahwa dirinya juga mempertanyakan kenaikan harga ini kepada pasar induk dan para distributor tetapi belum mendapatkan jawaban. “Itu saya sedang bertanya terus ini kok habis Lebaran malah tambah naik ini. Tapi belum dapat jawaban,” tutur dia.
Harga telur ayam juga masih tergolong tinggi, yakni mencapai Rp 28.000-30.000 per kg. Hal tersebut disampaikan oleh Roni, salah satu pedagang telur di pasar tersebut. “Sempat mengalami naik-turun, namun sekarang anteng ya, maksudnya tidak turun-turun. Kurang lebih sudah berjalan selama 10 harian ya,” ujar Roni.
Roni menambahkan bahwa tidak hanya telur ayam negeri biasa, telur bebek hingga telur puyuh juga naik. “Telur bebek yang biasanya Rp 2.300-2.500an per butir sekarang saya jual Rp 3.000. Telur puyuh juga biasanya Rp 30.000-35.000, saya jual di Rp 42.000,” ujar dia.
Salah satu pemilik toko sembako, Saiful juga merasakan hal yang sama. Ia mengatakan harga telur ayam saat ini masih tinggi. “Belum ada tanda-tanda akan turun, malah akan naik lagi. Hari ini bisa terjual di Rp 28.000, besok menurut distributor akan naik lagi sehingga harga jual jadi Rp 29.000,” ujar Saiful.
Saiful mengatakan distributor sempat memberi tahu alasan kenaikan harga karena berkaitan dengan masa afkir ayam dan pemesanan PKH.
“Istilahnya afkir, lur ayam yang dijual berasal dari ayam yang sudah tua atau ibaratnya mau tutup buku. Jadi mereka menghabiskan masa ayam-ayam tua tersebut. Itu yang pertama. Kedua, banyak pemesanan-pemesanan berupa PKH. Pemesanan sembako itu jadi banyak, jadilah harganya turun naik. Nah saya hanya dapat info itu saja,” ujar Saiful. dtc/mb06