
PELAIHARI – Terkait isu terjadinya dugaan penculikan beberapa karyawan karet di PT Daya Gawi Sabumi (DGS) Asam-asam Kecamatan Jorong, dibantah oleh kapolres setempat.
“Tidak ada penculikan. Dari PT DGS tidak ada satu pun yang melapor ke kami, justru yang datang adalah pak Paiman sendiri, yang sebelumnya dikabarkan melakukan pengosongan paksa mess karyawan PT DGS, dan diduga melakukan penculikan terhadap puluhan karyawan. Mereka datang ke kami untuk mengklarifikasi soal tuduhan pihak petinggi PT DGS,” kata Kapolsek Jorong Iptu Andik Ariyanto, Kamis (7/4).
Ia mengatakan, berdasarkan pertemuan dengan Paiman dan salah seorang karyawan PT DGS bernama Angga, Paiman sama sekali tidak melakukan penculikan. “Justru Paiman merasa miris dan iba dengan karyawan PT DGS yang sudah tidak bekerja, dan tidak mempunyai uang pulang kampung,” ujarnya.
Apa yang dilakukan Paiman selaku pemilik awal lahan sudah sesuai dengan koridor hukum, dan berdasarkan laporan di Polda Kalsel. Apalagi lahannya masih bersengketa.
“Bahkan 17 karyawan tersebut ditampung Paiman, dan telah dikerjakan di perusahaan sawit. Sebagian di PT SSA, dan sawet milik warga,” ucap Andik.
Sedangkan terkait soal adanya oknum berseragam brimob di lokasi pengosongan mess, kapolsek menyatakan petugas sedang melakukan patroli.
“Pas kebetulan ada pengosongan mess, jadi dipantau lah oleh petugas tersebut sambil jaga-jaga. Tapi semua berjalan aman, karena para karyawan PT DGS tersebut ditampung di kediamannya Paiman,” jelasnya.
Diketahui, sebelumnya ramai beredar telah terjadi dugaan penculikan karyawan PT DGS, Minggu (3/4) siang. Menurut informasi tersebut, suasana di depan akses masuk ke perkebunan PT Daya Gawi Sabumi (DGS) tampak tegang.
Beberapa buah truk dan mobil double cabin, terlihat memadati area gerbang perkebunan di Dusun II Desa Asam-Asam RT 19, Jorong, Kabupaten Tanah Laut tersebut.
Informasi dari pihak perusahaan, 20 lebih pekerja kebun karet diduga diculik dan diangkut paksa oleh beberapa orang ke atas truk, dengan maksud mengosongkan lahan yang mereka sebut bersengketa tersebut.
Saat terjadi pengosongan lahan, satu orang oknum berseragam dinas brimob terlihat ada di lokasi. Ris