
PELAIHARI – Dalam upaya menghindari adanya korban baru akibat arus deras yang mengakibatkan jalan perhubung antara dusun II ke dusun III Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang yang terputus, petugas memasang police line di lokasi itu.
Hal tersebut diungkapkan Kapolsek Tambang Ulang, Iptu M Siagian, SH, ketika konfirmasi Mata Banua, di Pelaihari, Senin (29/12).
Menurut Siagian, bahwa jalan penghubung terputus dikarenakan air deras dari curah yang juga sangat tinggi dan menyebabkan satu orang warga terbawa arus hingga meninggal dunia.
“Guna mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kami telah memasang police line dan memasang larangan untuk melintasi jalan penghubung yang telah terputus itu,” ujar Siagian.
Lanjut Siagian, bahwa jalan yang terputus itu merupakan penghubung antara dusun ke dusun dan bukan jalan utama dan tidak menggangu aktivitas masyarakat.
“Pihak Dinas terkait seperti PUPR telah datang dan melakukan perencanaan, karena untuk menghubungkan kembali jalan antar dusun itu perlu perencanaan yang matang tidak seberangan, sebab ini jangka panjang,” jelas Iptu Siagian.
Sebelumnya diberitakan Polres Tanah Laut (Tala) menyiagakan perahu karet guna mengevakuasi warga yang ingin melewati jalan itu saat terjadi banjir.
Kapolres Tanah Laut (Tala), AKBP Ricky Boy Siallagan mengatakan, saat ini pihak terus melakukan pemantauan terhadap situasi banjir.
“Saya telah memerintahkan seluruh Kapolsek agar siaga apabila ada informasi dari warga terkait bencana banjir agar langsung segera ditangani,” ucapnya, Sabtu (27/12).
Ia menyampaikan, jajarannya saat ini turun ke lapangan untuk memantau situasi di daerah daerah yang rawan banjir. “Polres Tanah Laut siap melakukan evakuasi apabila ada masyarakat yang terdampak bencana banjir yang membutuhkan pertolongan,” tegasnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan satu korban lansia bernama Sudarto (73), meninggal dunia saat jembatan penghubung Dusun II-III di Desa Martadah Baru, Kecamatan Tambang Ulang terputus akibat banjir yang menghantam badan jalan desa.
Kepala Pelaksana BPBD Tanah Laut, Aspi Setia Rahman menyebutkan, curah hujan yang tinggi di desa tersebut menyebabkan debit air sungai naik sehingga jembatan ambles.
“Korban saat melintasi jalan dan jembatan itu tidak tahu kalau jembatan sudah terputus, suasananya masih gelap saat subuh. Karena tidak mengetahui, korban terjatuh ke bawah jembatan yang ambles dengan kondisi air dalam,” jelasnya.
Ia menambahkan, BPBD Tanah Laut menerima laporan dari warga pada pagi hari sekitar pukul 07.30 Wita. “Informasi terakhir, korban sudah ditemukan dan di evakuasi warga setempat untuk disemayamkan,” pungkasnya. ris/ani

